Jakarta (ANTARA) - Valtteri Bottas merasa dirinya butuh keajaiban untuk bertarung memperebutkan gelar juara dunia tahun ini setelah jarak dengan Lewis Hamilton semakin lebar ketika sang pebalap Finlandia gagal finis di Nurburgring, Minggu.
Bottas tiba di Jerman dengan bekal kemenangan GP Rusia yang diraih dua pekan sebelumnya, namun gagal mengulangi kesuksesannya dalam GP Eifel setelah masalah power unit memaksanya memarkirkan mobilnya di garasi lebih awal.
Bottas mengawali balapan dari pole position, namun kesalahannya di Tikungan 1 di lap ke-13 memberi jalan bagi Hamilton untuk memimpin lomba.
Baca juga: Hamilton samai rekor Michael Schumacher usai Juara di Nurburgring
Bottas melorot ke peringkat tiga setelah Max Verstappen dan melaporkan hilangnya tenaga ketika periode virtual safety car selama lima putaran berikutnya dan kemudian terpaksa menyudahi balapan di pit.
"Ini mengecewakan tentunya, sangat, sangat mengecewakan," kata Bottas seperti dikutip laman resmi Formula 1.
"Saya mendapati ban terkunci sebelum itu, tapi saya masih punya peluang untuk juara, karena itu membuat saya menjalani dua pemberhentian cukup dini dan saya kira itu strategi terbaik.
"Namun kemudian datanglah masalah mesin dan saya tidak bisa mempercayainya.
Tanpa skor di Jerman berarti Bottas kini berjarak 69 poin di belakang Hamilton, hampir poin penuh dari tiga balapan, dengan enam balapan tersisa dalam kalender.
"Saya tahu jarak poin dengan Lewis sekarang sangat besar, jadi saya akan benar-benar butuh keajaiban, tapi seperti biasa, tidak ada gunanya menyerah. Saya harus tetap memberikan yang terbaik dan terus mencoba.
Bottas menolak mengibarkan bendera putih dan akan fokus pada setiap balapan berikutnya, dimulai dari Grand Prix Portugal dalam dua pekan mendatang.
"Saya kira itu cara pandang terbaik, tidak ada untungnya sekarang untuk terus-terusan menghitung poin untuk Lewis karena jaraknya cukup besar.
"Aku hanya perlu memasang target untuk setiap akhir pekan dan kemudian melakukan apapun untuk meraih itu."