New York (ANTARA) - Pemerintah Amerika Serikat berencana menyediakan satu juta dosis antibodi COVID-19 buatan Regeneron yang akan digunakan untuk mengobati pasien corona pada 2020, kata seorang pejabat bidang kesehatan, Jumat (9/10).
Presiden AS Donald Trump, yang terkonfirmasi positif COVID-19, minggu lalu diberikan obat itu sebagai salah satu upaya menyembuhkan gejala penyakit tersebut.
Baca juga: Kasus baru COVID-19 di Indonesia bertambah 4.294 jadi 328.952 kasus
Operation Warp Speed, program pemerintah AS yang dibentuk untuk penanggulangan COVID-19, telah mengamankan ratusan ribu dosis obat antibodi monoklonal yang dikembangkan oleh Regeneron Pharmaceutical Inc and Eli Lilly & Co, U.S, kata Pejabat Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Paul Mango, saat berbicara lewat telepon dengan jurnalis.
Ia mengatakan akan ada satu juta dosis yang diamankan oleh pemerintah sampai akhir tahun ini, ujar dia.
Trump mendapatkan suntikan antibodi monoklonal buatan Regeneron minggu lalu.
Saat diwawancarai oleh Rush Limbaug, Jumat, Trump mengatakan ia akan memastikan obat tersebut mendapatkan izin pakai secepatnya. Sang presiden menyampaikan bahwa ia mungkin tidak dapat pulih jika tidak diberi obat tersebut.
Regeneron Pharmaceutical Inc and Eli Lilly & Co, U.S mengatakan obat itu efektif menyembuhkan penyakit dalam uji klinis.
Kedua perusahaan itu juga telah mengajukan izin penggunaan darurat ke Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan AS (FDA).
Walaupun demikian, dua obat COVID-19 yang dikembangkan oleh Regeneron Pharmaceutical Inc and Eli Lilly & Co, U.S tidak sama.
Regeneron merupakan campuran dua antibodi yang bertujuan melindungi tubuh dari virus, sementara obat buatan Eli Lilly & Co berbahan dasar satu jenis antibodi.
Sejauh ini, khasiat dua obat itu tidak dapat dibandingkan mana yang lebih berkhasiat karena belum ada penelitiannya.
Publik juga belum mengetahui bagaimana FDA akan mengurus perizinan obat tersebut.
Dokter belum dapat memberi obat itu ke pasien selama belum ada izin dari FDA. Obat hanya boleh diberikan untuk pasien peserta uji klinis, atau mereka yang berada dalam kondisi kritis --seperti yang menjadi dasar pemberian obat bagi Presiden Trump.
Mango mengatakan pemerintah akan mengalokasikan obat-obatan COVID-19 ke negara-negara bagian sesuai kebutuhan. Aturan pemberian itu juga berlaku untuk remdesivir, obat COVID-19 buatan Gilead Sciences Inc.
Regeneron menyepakati penjualan obat COVID-19, yang disebut REGN-COV2, senilai 450 juta dolar AS (sekitar Rp6,6 triliun) pada Juli 2020. Obat itu rencananya akan dialokasikan untuk kurang lebih 300.000 pasien.
Walaupun demikian, Regeneron dan Lilly mengatakan pihaknya belum menandatangani perjanjian lain di bawah kerangka Program Operation Warp Speed.
Regeneron mengatakan kurang lebih 50.000 dosis tersedia saat ini.
Sementara itu, pada awal minggu ini Lily mengatakan pihaknya berencana memproduksi kurang lebih satu juta dosis obat pada 2020.
Sumber: Reuters