Medan (ANTARA) - Sunat tidak hanya menjadi bagian dari tradisi dan anjuran keagamaan. Tndakan sunat juga telah terbukti memberikan dampak positif pada kesehatan.
Pasalnya kulup yang tidak dibuang dapat menjadi tempat berkumpulnya kotoran. Apabila kotoran tersebut dibiarkan dapat menumpuk dan berisiko menyebabkan infeksi pada area genital laki-laki.
Sunat atau dalam istilah medis disebut sirkumsisi ini merupakan prosedur membuang sebagian atau seluruh kulit penutup depan penis (kulup). Pemilihan metode sunat juga harus diperhatikan untuk mengurangi risiko komplikasi yang kemungkinan dapat terjadi, seperti pendarahan, infeksi, nyeri, kulup yang dibuang kurang atau terlalu banyak dan trauma pada anak pascasunat.
Pengalaman atas tindakan konvensional (dianggap menyakitkan, masih tradisional, lama sembuh, menghambat aktivitas) juga memicu keraguan bahkan ketakutan bagi sebagian masyarakat untuk melakukan sunat.
“Kemungkinan tersebut bisa saja terjadi, oleh sebab itu tindakan sunat perlu dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dan menggunakan peralatan yang memadai, sesuai standar dan aman,” jelas dr. Tomy Kesuma Putra, praktisi sunat dari Rumah Sunat dr. Mahdian cabang Medan.
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan metode sunat yang lebih aman dan nyaman kian meningkat, salah satunya adalah metode MAHDIAN KLEM.
Menurut dr. Tomy, metode sunat MAHDIAN KLEM ini diminati oleh banyak dokter karena dinilai lebih higienis, aman, dan penggunaannya yang mudah. “MAHDIAN KLEM ini disposable, satu anak satu klem. Kalau metode sunat lainnya masih ada kemungkinan dipakai pasien lainnya,” ujar dr. Tomy.
Pandemi COVID-19 mengkondisikan masyarakat untuk menunda sirkumsisi karena kekhawatiran terhadap wabah karena harus bepergian ke fasilitas penyedia tindakan sunat.
Seakan tidak pernah kehabisan ide untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, di masa pandemi ini Rumah Sunat dr. Mahdian meluncurkan layanan Sunat di Rumah yang tegas menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan dapat menjadi solusi kekhawatiran para orangtua sehingga anak tidak harus beranjak ke mana-mana, baik sebelum melakukan tindakan, maupun setelahnya dan secara psikologis, anak akan lebih nyaman disunat di rumah atau di kamarnya sendiri.
Keunggulan Sunat di Rumah Sunat dr Mahdian, yaitu: Tanpa antri, hemat waktu, privasi lebih terjamin, dokter yang berpengalaman dengan jam terbang tinggi dan tenaga perawat yg terlatih serta dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan tindakan.
Kemudian, sunat tanpa jarum suntik dan alat cirsumcision kit sekali pakai, menggunakan MAHDIAN KLEM yang sudah beizin edar dan salah satu karya anak bangsa yang direkomendasikan oleh WHO, lebih aman, nyaman & langsung bisa beraktifitas, pasien mendapatkan 1 set lengkap perawatan pasca sunat, Layanan Emergency call 24 jam, tersedia di semua cabang Rumah Sunat dr Mahdian.
Produksi Anak Bangsa
Penggunaan klem di Indonesia semakin meningkat, namun saat itu klem sunat masih harus diimpor dari luar negeri sehingga berdampak pada biaya sunat yang tinggi.
Menyadari kondisi tersebut, dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS memilih menciptakan klem sunat yang berkualitas tinggi, kuat, memiliki daya jepit maksimal namun ringan dan sesuai anatomis anak Indonesia yang tak kalah dengan buatan luar negeri, maka terciptalah MAHDIAN KLEM.
Lebih lanjut, MAHDIAN KLEM ini menjadikan proses sunat lebih mudah, cepat hanya 10 menit, minim perdarahan, tanpa jahit, tanpa perban, proses penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan metode sunat konvensional, dan anak langsung bisa beraktivitas pascasunat.
Tien Winarko sebagai Head of Marketing Communication Mahdian Group menjelaskan bahwa Sunat di rumah sunat dr Mahdian tanpa jarum suntik, menggunakan metode MAHDIAN KLEM yang terdapat di lebih dari 40 cabang yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.
MAHDIAN KLEM yang digunakan di Rumah Sunat dr. Mahdian telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia nomor (AKD) 21103910201.
Mahdian Klem, inovasi metode sunat modern
Selasa, 22 September 2020 22:42 WIB 10488