Medan (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat telah terjadi kenaikan transaksi saham investor Sumatera Utara di pasar modal sejak April 2020 rata-rata Rp9,65 triliun per bulan.
"Transaksi saham periode Aptil-Juni meningkat lebih dari 100 persen dari rata-rata transaksi per bulan di Januari - Maret yang masih rata- rata sebesar Rp4 triliun," kata Kepala OJK Kantor Regional 5, Sumbagut, Yusup Ansori di Medan, Sabtu (29/8).
Peningkatan itu menggembirakan, apalagi terjadi di tengah pandemi COVID-19.
Baca juga: OJK: Restrukturisasi kredit terbesar di Sumut untuk debitur UMKM
Semakin menggembirakan, ujar Yusup karena jumlah rekening investor atau Single Investor Identification (SID) juga terus naik.
Posisi Juni 2020, misalnya terjadi kenaikan sebesar 51,44 persen secara "year on year" (YoY) atau sebanyak 128.666 rekening.
Jumlah rekening terbanyak pada instrumen reksadana sebanyak 94.381 rekening atau tumbuh 71,06 persen secara YoY.
Kemudian rekening saham 58.880 rekening (tumbuh 35,37 persen), dan Surat Berharga Negara (SBN) 18.651 (tumbuh 46,89 persen).
Baca juga: Bank milik negara di Sumut salurkan kredit PEN Rp1,94 trilliun
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut, Muhammad Pintor Nasution, mengakui, transaksi investor Sumut di pasar modal memang meningkat.
Pada Juni misalnya, terjadi peningkatan signifikan menjadi Rp13,806 triliun dibanding capaian Mei yang masih Rp7,638 triliun.
"Kepercayaan investor pasar modal semakin pulih khususnya sejak Juni 2020 yang tercermin dari meningkatnya transaksi di bursa efek pada bulan itu yang mencapai Rp13,806 triliun,"katanya.
Kepercayaan semakin terlihat dengan bertambahnya jumlah investor di Juni menjadi 58.880 dari posisi Mei yang masih 56.323.
"Nilai transaksi, memang sudah mulai naik sejak Mei, tapi kenaikan signifikan terjadi di Juni,"ujarnya.