Medan (ANTARA) - Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.
Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia.
Belajar dari negara yang telah dulu terkena dampak virus ini, mereka memberlakukan kebijakan lockdown yang bertujuan memutus mata rantai penyebaran virus corona. Di Indonesia kini juga melakukan hal tersebut yang dikenal dengan istilah (PSBB) Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Selain Virus Corona, virus yang juga termasuk kedalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middie east Respiratory Syndrome (MERS).
Meski sama-sama disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama yaitu coronavirus namun, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan yaitu kecepatan penyebaran dan gejala yang cukup parah.
Tingkat Kematian Akibat Virus Corona (COVID-19)
Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 10 Agustus 2020 adalah 125.396 orang dengan jumlah kematian 5.723 orang.
Tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar 4,6%.
Jika dilihat dari persentase angka kematian yang di bagi menurut golongan usia, maka lansia memiliki persentase tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan golongan usia lainnya.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 59,2% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 40,8% sisanya adalah perempuan.
Kasiat jamu sebagai penangkal Virus Corona (COVID-19)
Pengobatan tradisional mungkin meringankan gejala Covid-19, tetapi belum ada penelitian yang menunjukkan pengobatan tersebut dapat mencegah atau menyembuhkan virus Corona.
Meski begitu, manfaat terbesar herbal adalah membantu meningkatkan imunitas tubuh, sehingga tidak mudah terinfeksi virus penyebab penyakit seperti virus corona.
Jahe, kunyit, dan temulawak merupakan tanaman yang bagus untuk menambah daya tahan tubuh, tapi tak serta-merta bisa menyembuhkan COVID-19. Sejak wabah COVID-19 menyerang, segala produk dengan klaim pencegahan dan penyembuhan mendadak laris manis di pasaran, tak terkecuali ragam rempah nusantara seperti jahe, kunyit, dan temulawak.
Mereka dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga bisa menangkal transmisi virus corona. Sementara penelitian lain yang diterbitkan di jurnal Ethnopharmacol (2013) menyebut seduhan jahe segar--kita mengenalnya sebagai wedang jahe--memiliki khasiat antivirus dan sifat antibakteri.
Tim peneliti menemukan bahwa wedang jahe bisa menangkal virus penyebab infeksi pernapasan (HRSV).
Hanya saja takaran jahe dalam penelitian tersebut rata-rata berdosis tinggi, sehingga belum diketahui efek ramuan jahe “penangkal” corona--yang rata-rata dosisnya tidak pasti atau takarannya disupervisi oleh ahli.
Terlepas dari kekhawatiran masyarakat mengenai penyebaran Virus Corona ini pemerintah selalu menghimbau untuk melakukan pencegahan sebagai berikut :
1.Memberlakukan pola hidup sehat
2.Rajin mencuci tangan
3.Menggunakan masker dan handsanitaizer
4.Menjaga jarak
5.Menghindari kerumunan massa
*** Riski Patimah adalah Mahasiswa UIN Sumut/ KKNDR 75
"Corona Virus dan Jamu" dari yang disepelekan menjadi yang diseriuskan
Sabtu, 15 Agustus 2020 12:45 WIB 4034