Sydney (ANTARA) - Australia mencatat hari paling mematikan dari pandemi virus korona pada hari Rabu (12/8) dan kenaikan harian terbesar kasus positif COVID-19 dalam tiga hari, menghilangkan harapan bahwa gelombang kedua yang mencengkeram negara bagian Victoria mungkin akan stabil.
Victoria melaporkan 21 kematian - dua lebih banyak dari hari-hari paling mematikan sebelumnya awal pekan ini - dan 410 kasus baru dalam 24 jam terakhir, mengakhiri tiga hari berturut-turut dengan infeksi baru di bawah 400.
Baca juga: Hadapi dampak COVID-19, Pemkot Medan lakukan analisis recovery ekonomi
Klaster infeksi di Melbourne, ibu kota Victoria dan kota terbesar kedua di Australia, memaksa pihak berwenang pekan lalu untuk memberlakukan jam malam, memperketat pembatasan pada pergerakan harian masyarakat, dan memerintahkan sebagian besar ekonomi negara untuk tutup.
Angka nasional selama 24 jam terakhir belum dirilis tetapi di luar dua negara bagian terbesar di Victoria dan New South Wales (NSW), virus tersebut telah secara efektif dibasmi.
Baca juga: Kemenkes sebut insentif nakes disetujui sampai Juli Rp489 miliar
Pihak berwenang di NSW sedang berusaha melacak infeksi yang terkait dengan klaster baru di sebuah sekolah di Sydney, yang telah menimbulkan kekhawatiran akan penyebaran komunitas yang lebih luas daripada yang diketahui sebelumnya di negara bagian terpadat di Australia.
Australia telah melaporkan lebih dari 22.000 infeksi dan 352 kematian akibat COVID-19.