Jakarta (ANTARA) - Pangeran Harry dari kerajaan Inggris mengatakan media sosial memicu "krisis kebencian" dan dia meminta perusahaan-perusahaan untuk memikirkan lagi peran mereka dalam beriklan di platform digital, Kamis (6/7).
Dalam artikel opini yang dimuat di majalah bisnis AS Fast Company berjudul "Media sosial memecah belah kita. Bersama, kita bisa merancang kembali", Harry mengatakan dia dan istrinya, Meghan Markle, telah menghabiskan beberapa pekan terakhir meminta pemimpin bisnis dan eksekutif pemasaran mengenai hal itu.
Baca juga: BTS bakal tampilkan "Dynamite" di MTV Video Music Awards 2020
"Perusahaan seperti milik Anda punya kesempatan mempertimbangkan lagi peran dalam mendanai dan mendukung platform daring yang telah berkontribusi untuk, memicu, dan menciptakan krisis kebencian, krisis kesehatan dan krisis kebenaran," tulis Harry seperti dikutip dari Reuters. Dia tidak menyebutkan satu pun nama perusahaan.
Baca juga: Pangeran Harry mencari "kehidupan lebih damai", tinggalkan istana
Baca juga: Keluarga kerajaan Inggris terluka, kecewa dengan pengumuman Harry-Meghan
Harry, cucu dari Ratu Elizabeth, meminta komunitas daring untuk "lebih dikenal atas belas kasih ketimbang kebencian, kebenaran dan bukan informasi salah, kesetaraan dan inklusivitas ketimbang ketidakadilan dan rasa takut, kebebasan berbicara."
Harry dan Meghan kini tinggal di Los Angeles setelah mundur dari tugas kerajaan Inggris.
Dalam pidatonya bulan lalu, Meghan mengajak remaja putri untuk menenggelamkan "suara bising" yang negatif di dunia maya dengan suara positif.
Pangeran Harry bilang media sosial sulut "krisis kebencian"
Jumat, 7 Agustus 2020 9:42 WIB 889