Jakarta (ANTARA) - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menuding pihak militer Armenia memprovokasi terjadinya bentrokan di daerah Tavush, yang menyebabkan banyak prajurit dan warga sipil terbunuh.
Tak lama setelah bentrokan terjadi di wilayah perbatasan yang berlangsung hingga Senin (13/7), Presiden Aliyev menggelar rapat Dewan Keamanan.
"Semua ini merupakan tanggung jawab politik-militer Armenia. Peristiwa semacam itu terjadi karena kegiatan kepemimpinan Armenia yang tidak jujur," ujar Aliyev dalam pidato yang disampaikan Kedutaan Besar Azerbaijan di Jakarta, Selasa.
Di satu sisi, kata dia, itu menarik bagi masyarakat internasional dan meminta bantuan dalam memperkuat gencatan senjata di jalur kontak Armenia-Azerbaijan.
Baca juga: Rusia nyatakan akan punya vaksin COVID-19 pada akhir 2020
Baca juga: Vladimir Putin: Amendemen konstitusional "hal yang tepat" bagi Rusia
Di pihak lain, dengan melakukan provokasi, Armenia ingin menyerang wilayah Azerbaijan, merebut posisi, dan menembaki penduduk sipil dan desa-desa Azerbaijan.
Aliyev menyebut kebijakan buruk dan berbahaya ini akan membawa Armenia ke "jurang yang dalam".
"Semua tanggung jawab berada di bawah kepemimpinan Armenia. Azerbaijan akan terus melindungi integritas dan perbatasan wilayahnya. Keributan yang ditimbulkan Armenia, adalah perwujudan dari kebijakan agresif mereka," tutur dia.
Menurut Aliyev, alasan provokasi yang dilakukan Armenia adalah bahwa Azerbaijan baru-baru ini mencapai kesuksesan besar di arena internasional, yakni inisiatif untuk melakukan KTT organisasi internasional.
Sesi khusus Majelis Umum PBB telah diadakan atas inisiatif Azerbaijan. Proposal ini didukung oleh lebih dari 130 negara, dan Armenia menentang inisiatif ini dan sekali lagi dihina dan diisolasi dari dunia.
Azerbaijan dan Armenia, dua republik bekas Uni Soviet, kerap bersitegang di daerah Nagorno-Karabakh, wilayah di Azerbaijan yang banyak dihuni penduduk keturunan Armenia.
Namun, bentrok terbaru itu terjadi di sekitar Tavush, wilayah perbatasan di timur laut Armenia. Tavush berjarak sekitar 300 kilometer (190 mil) dari Nagorno-Karabakh.
Kementerian Pertananan Azerbaijan mengumumkan empat tentaranya tewas dan lima lainnya luka-luka. Sementara itu, kementerian terkait di Armenia menyebutkan tiga tentaranya dan dua polisi luka-luka akibat bentrok tersebut.
Presiden Azerbaijan tuding Armenia provokasi bentrokan di perbatasan
Selasa, 14 Juli 2020 15:54 WIB 754