Seoul (ANTARA) - Satu dari tiga pasien parah COVID-19 di Korea Selatan menunjukkan perkembangan pada kondisi mereka usai diberikan obat antivirus remdesivir buatan Gilead Sciences, demikian otoritas kesehatan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan guna menentukan apakah kesembuhan mereka berkat remdesivir atau faktor lain seperti imunitas pasien atau terapi lain, katanya.
Remdesivir berada di garis depan dalam pertempuran global melawan COVID-19 setelah obat yang diberikan secara intravena itu membantu mempersingkat waktu penyembuhan di rumah sakit dalam uji klinis AS.
Sejumlah negara seperti Korsel menambahkan remdesivir ke daftar pengobatan penyakit, yang disebabkan oleh virus corona. Belum ada vaksin yang disetujui untuk mengobati COVID-19.
Baca juga: Gugus Tugas catat 31 kabupaten/kota dengan risiko tinggi COVID-19
Baca juga: 4.253 pasien COVID-19 di Wisma Atlet sembuh
Dalam informasi terkini mengenai remdesivir, Gilead pada Jumat mengatakan sebuah analisis membuktikan remdesivir membantu mengurangi risiko kematian pada pasien COVID-19 parah. Namun pihaknya memperingatkan bahwa uji klinis yang ketat diperlukan guna memastikan keampuhannya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) pada Sabtu melaporkan hasil kelompok pertama dari 27 pasien yang diberikan remdesivir di sejumlah rumah sakit.
Sembilan pasien menunjukkan perkembangan pada kondisi mereka, 15 pasien kondisinya tidak berubah dan tiga pasien lainnya memburuk, kata direktur KCDC Kwon Jun-wook saat konferensi pers.
Hasil tersebut belum dibandingkan dengan kelompok kontrol dan analisis lainnya diperlukan untuk menyimpulkan khasiat remdesivir, kata Kwon.
Pada Juni Korsel meminta Gilead agar memberikan pasokan cukup untuk mengobati lebih dari 5.000 pasien COVID-19 guna mengantisipasi gelombang kedua infeksi.
Korsel sedang berjuang melawan wabah kecil namun konsisten virus corona, dengan 62 kasus baru pada Minggu, yang menambah total menjadi 13.479 kasus dengan 289 kematian.
Sumber: Reuters