Tapteng (ANTARA) - Satu jenazah ABK WNI yang bekerja di Kapal Long Xing 629 adalah warga Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Ia bernama Efendi Pasaribu (21) yang sudah bekerja sekitar 1 tahun 2 bulan.
Hal itu terungkap setelah jenazah Efendi Pasaribu tiba di kampung halamannya di Desa Pahieme II, Kecamatan Sorkam Barat, Tapanuli Tengah, sekira pukul 03.00 WIB, Senin (11/5/2020).
“Sudah 1 tahun 2 bulan dia bekerja sebagai ABK, terakhir dia memberi kabar kepada kami tanggal 26 April 2020 yang lalu. Harapan saya, kasus ini harus diusut dulu sampai tuntas, apa yang terjadi sama anak saya dan kawan-kawannya,” tegas Hasurungan Pasaribu, ayah kandung almarhum kepada wartawan, Senin.
Baca juga: Satu PDP warga Tukka Tapteng dirujuk ke RS Padangsidimpuan
Baca juga: Lagi, PWI Sibolga-Tapteng salurkan sembako untuk wartawan
Sementara itu ibu almarhum, Kelentina Silaban menambahkan, beberapa waktu lalu mereka masih sempat berkomunikasi lewat video call. Hanya saja ia melihat wajah anaknya membengkak.
“Saya sempat tanya kenapa wajahnya bengkak. Lalu dijawabnya, ia lagi sakit. Mamak jangan nangis ya mak,” Itu lah pesan anakku itu kepada ku, kata Kelentina.
Berselang dua hari, sambungnya, anaknya kembali menghubunginya lewat video call seraya menyatakan hendak mengurus surat-surat di kantor agar bisa pulang ke Indonesia.
“Kujawab iya nak, uruslah surat-suratnya biar berobat di kampung saja kita. Kemudian hari Minggu, dia menelpon lagi, dan itulah telepon terakhir darinya, karena besoknya ku telepon sudah manajernya yang menjawab dan menyampaikan kabar duka itu,” ungkapnya sembari menangis.
Kepergian Efendi Pasaribu untuk bekerja di kapal tersebut melalui agen. Dan sudah berlayar selama 13 bulan setelah terlebih dahulu mengikuti pendidikan di Jakarta kurang lebih 4 bulan.
Tulus Pasaribu, abang kandung Efendi Pasaribu menjelaskan, bahwa sifat almarhum adiknya itu adalah tipe orang yang tidak banyak bicara, namun selalu berpikir dan bertindak dewasa.
“Waktu kami berkomunikasi lewat video call tanggal 26 April 2020, adik saya mengalami sesak nafas, dan saya lihat wajahnya bengkak. Bahkan ia sempat menceritakan, beberapa kawannya ada yang sakit bulan Desember 2019 lalu. Dan pada bulan Januari dan bulan Maret, tiga orang temannya dibuang ke laut. Jadi adik saya itu pun bisa mendarat karena menumpang kapal lain,” bebernya.
Jenazah Efendi Pasaribu sudah dimakamkan di TPU Sorkam sekitar pukul 10.00 WIB tadi pagi.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno dalam konferensi pers virtual pada Minggu (10/5) di Jakarta mengatakan, jenazah EP (Efendi Pasaribu) turut dipulangkan bersama dengan 14 ABK WNI lainnya dari kapal Long Xing 629 dari Korsel pada Jumat lalu.
Menurut Retno, Efendi Pasaribu meninggal dunia di Busan, Korea Selatan. Sebelumnya dia mengeluhkan sesak napas dan batuk berdarah, sempat dirawat di rumah sakit Busan sebelum meninggal dunia. Korban Efendi Pasaribu dinyatakan menderita pneumonia.
Sedangkan tiga ABK WNI lainnya dari kapal Long Xing 629 juga meninggal dunia, jenazah mereka dilarung di Samudera Pasifik.