Medan (ANTARA) - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan juga turut membantu Kementerian Pertanian akan kebutuhan komoditas jagung pipil.
"Mengingat jagung sebuah komoditas pertanian utama di dunia selain beras dan gandum," Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini, Kamis (7/5).
Sejak bulan Januari 2020 praktikum mahasiswa Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan sudah melakukan penanaman jagung hibrida varietas Pioneer 32. Jauh sebelum mahasiswa Polbangtan Medan mulai kuliah online dari tempat tinggal masing-masing.
Baca juga: Ciptakan petani milenial, BPPSDMP dorong Polbangtan Medan kembangkan Hidroponik Modern
"Jagung akan di panen setelah 110 hari sejak masa tanam. Praktikum ini untuk memberikan pengetahuan sekaligus praktik kepada mahasiswa dalam budidaya tanaman pangan yang tergolong dalam 11 komoditas strategis Kementan," katanya.
Memang, semenjak wabah COVID-19 terjadi, mahasiswa, kata Yuliana tidak lagi dapat melakukan panen langsung.
"Hanya aja dari atas lahan praktik seluas 3000 meter persegi kita arahkan pegawai memanennya, namun dengan menerapkan protokol pencegahan COVID-19 dengan aman," sebutnya.
Baca juga: Kementan berhasil pacu mahasiswa Polbangtan Medan tanam rempah dihalaman rumahnya
Meskipun dalam situasi Bulan Puasa dan COVID-19 yang masih mengintai, justru tidak membuat kegiatan di bidang pertanian terhenti. 500 kg jagung pipil yang dihasilkan akan dipasarkan di lingkungan kampus dan pegawai Polbangtan Medan dengan harga Rp2.000 per kilogramnya.
"Kiranya panen jagung pipil ini dapat membantu tugas Kementan dalam menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia terutama warga Polbangtan Medan yang tengah berjuang melawan pandemi COVID-19," jelasnya.
Menurut dia, petani di Indonesia sampai sekarang berupaya untuk membudidayakan jagung. Jagung mengandung karbohidrat, protein, Vitamin C, vitamin A, Vitamin B6, lemak, dan berbagai mineral lainnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa masyarakat Indonesia semua butuh pangan.
“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Dan ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang dalam melawan COVID-19 ini,” tegas Dedi dalam satu kesempatan.