Jakarta (ANTARA) - Umat Islam bersiap menjalani puasa Ramadhan tahun 2020 dalam beberapa hari mendatang. Agar tubuh tak lemas, sebaiknya memastikan asupan gizi makanan Anda cukup hingga berbuka puasa dan kembali berpuasa keesokan harinya.
Dokter spesialis gizi dari Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah, Raissa E Djuanda mengatakan, khusus untuk asupan energi sebaiknya pilih makanan mengandung karbohidrat kompleks ketimbang yang sederhana.
"Tetap makanan bergizi seimbang, lalu makanan bertahan lama (agar) menimbulkan rasa lapar, karbohidrat pilih yang kompleks dibanding nasi putih bisa nasi merah, kentang, roti gandum," kata dia dalam sebuah diskusi via daring belum lama ini.
Selain karbohidrat, jangan lupakan asupan lauk pauk yang beragam dengan tidak melupakan sayuran, buah dan mikronurien semisal asam lemak omega tiga yang bisa didapatkan dari teri basah, ikan salmon, tuna, ikan sarden dan lele.
Raissa mengingatkan tidak melupakan asupan proein harian demi meningkatkan massa otot dan menjaga sistem kekebalan tubuh terutama di pandemi COVID-19 seperti belakangan ini.
"Penuhi kebutuhan protein harian, karena bisa meningkatkan sistem imun dan jaga massa otot. Paling gampang makan telur dan minum susu," tutur dia.
Hal lainnya, memenuhi asupan cairan Anda saat berbuka dan sahur nanti agar tidak mengalami dehidrasi selama berpuasa. Anda mulai sekarang bisa mulai membiasakan diri memberi asupan air yang cukup untuk agar terhidrasi optimal, seperti dilansir Arab News.
Tambahkan satu atau dua gelas dari anjuran umum sehari untuk mencoba dan menurunkan tingkat dehidrasi yang akan dihadapi tubuh selama puasa.
Selain itu, ketimbang tergoda makan banyak, Anda harus mulai menahan diri. Kebanyakan makan akan membuat tubuh terbiasa makan dan menginginkan lebih. Kurangi asupan kalori Anda sekarang dengan menukar makanan tinggi lemak dengan makanan berprotein tinggi.
Berpuasa memiliki sejumlah manfaat untuk tubuh, salah satunya membantu penurunan berat badan, Dr. Razeen Mahroof, dari Universitas Oxford di Inggris.
Dia seperti dilansir Medical News Today menjelaskan, penggunaan lemak untuk energi dapat membantu menjaga otot dan mengurangi kadar kolesterol. Ketika tubuh telah menggunakan cadangan glukosa selama puasa, maka lemak untuk energi terbakar, menghasilkan penurunan berat badan.
“Proses detoksifikasi juga terjadi, karena setiap racun yang tersimpan dalam lemak tubuh dilarutkan dan dikeluarkan dari tubuh. Setelah beberapa hari berpuasa, kadar endorfin yang lebih tinggi - hormon “rasa-enak” - diproduksi dalam darah, yang berdampak positif pada kesejahteraan mental," tutur dia.
Di sisi lain, puasa juga efektif untuk regenerasi sel-sel kekebalan tubuh.