Jakarta (ANTARA) - Sebuah pesawat evakuasi medis meledak saat lepas landas di ibukota Filipina pada hari Minggu (29/3), menewaskan seluruh penumpang dan awak yang berjumlah delapan orang, termasuk seorang warga negara Amerika dan seorang warga negara Kanada, kata pejabat setempat, dilansir dari Reuters, Senin.
Pesawat yang dimiliki oleh perusahaan penerbangan yang memiliki layanan carter dan terdaftar di Filipina, bernama Lionair, akan menuju Haneda, Jepang, tetapi meledak di ujung landasan Bandara Ninoy Aquino International (NAIA), Minggu, sekitar pukul 20.00 waktu setempat, kata petugas bandara.
Baca juga: Bea Cukai Sumut amankan pakaian bekas impor untuk antisipasi virus corona
Adapun Maskapai penerbangan Indonesia Lion Air Group telah mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa kecelakaan pesawat tersebut tidak terkait dengan mereka.
Dalam sebuah rekaman video menunjukkan gumpalan asap membumbung di langit malam ketika kru pemadam kebakaran menyiram badan pesawat dengan busa.
Baca juga: Pakaian bekas asal luar negeri rawan penyebaran virus corona
Pesawat jenis twin-jet West Wind 24 diketahui membawa tiga personel medis, tiga awak pesawat serta satu orang pasien bersama rekannya, ujar senator yang juga Ketua Palang Merah Filipina (RRC) Richard Gordon melaui akun Twitternya.
"Sayangnya, tidak ada penumpang yang selamat dari kecelakaan itu," kata Otoritas Bandara Internasional Manila (MIAA) dalam sebuah pernyataan.
Investigasi oleh Otoritas Penerbangan Sipil Filipina sedang berlangsung, kata MIAA.
Landasan pacu telah ditutup sementara, berdampak kepada kedatangan pesawat Korean Air yang dialihkan ke bandara Clark di Filipina utara, kata General Manager MIAA Eddie Monreal.
Monreal mengonfirmasi bahwa seorang warga negara Amerika dan warga negara Kanada termasuk di antara penumpang yang tewas. Namun ia tidak memberikan perincian lebih lanjut. Adapun enam korban lainnya seluruhnya adalah warga negara Filipina, kata Monreal.
Sumber: Reuters