Singapura (ANTARA) - Pemerintah Singapura melaporkan dua kematian terkait virus corona pada Sabtu, dari pasien dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya, yang menandai kematian pertama dalam upaya negara itu memerangi infeksi yang secara luas banyak dipuji.
Kementerian kesehatan mengatakan seorang wanita Singapura berusia 75 tahun dan seorang pria Indonesia berusia 64 tahun meninggal pada Sabtu pagi.
Singapura telah mengonfirmasi 385 kasus infeksi dan sejauh ini berhasil menghindari kematian sejak wabah mulai dilaporkan di negara-kota itu pada akhir Januari.
"Saya tahu warga Singapura akan khawatir dan cemas. Tetapi kita harus berani dan tidak menyerah pada ketakutan kita," kata Gan Kim Yong, menteri kesehatan Singapura, kepada wartawan.
Hingga Jumat, Singapura melaporkan 131 pasien telah sepenuhnya pulih dari infeksi.
Baca juga: Yordania terapkan karantina wilayah untuk tangani COVID-19
Baca juga: Spanyol akan rawat ribuan pasien virus corona di gedung pertemuan
Wanita Singapura yang meninggal memiliki riwayat penyakit jantung kronis dan hipertensi. Dia dirawat intensif selama 26 hari.
Sebelum kedatangannya di Singapura pada 13 Maret, lelaki Indonesia itu dirawat di rumah sakit karena pneumonia, dan memiliki riwayat penyakit jantung. Dia meninggal setelah sembilan hari dalam perawatan intensif di Singapura.
Singapura telah meningkatkan langkah sosialnya, termasuk menangguhkan semua pertemuan yang terdiri dari 250 orang atau lebih dan menyarankan perusahaan untuk meminta staf untuk bekerja dari rumah.
Semua, termasuk warga negara dan penduduk, yang memasuki negara tersebut harus melakukan karantina sendiri selama 14 hari. Ia juga menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negara-kota itu.
Sumber: Reuters
Singapura laporkan dua kematian pertama akibat corona
Sabtu, 21 Maret 2020 12:06 WIB 621