Noas (ANTARA) - Cuaca panas akibat kemarau yang melanda Kepulauan Nias, Sumatera Utara akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan.
"Untuk jangka waktu cuaca panas saat ini masih terjadi untuk beberapa bulan ke depan ," terang Robby T Yudha, pegawai Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (Bmkg) stasiun metereologi Binaka, Kota Gunungsitoli, Rabu.
Baca juga: 2,5 hektare kebun warga di Gunungsitoli terbakar
Namun, menurut dia masih terjadi hujan untuk wilayah Kepulauan Nias karena terjadi peralihan musim.
"Suhu tertinggi terpantau dari kantor kami yaitu 34,6°C pada tanggal 22 Februari 2020 dan rata rata suhu maksimal pada bulan Februari cukup tinggi dengan range 31- 34,5°C," ungkapnya.
Baca juga: Angin puting beliung kembali melanda Gunungsitoli
Baca juga: Puluhan rumah di Gunungsitoli rusak diterjang puting beliung
Menurut dia, terjadinya cuaca yang panas baik terjadi pada siang hari maupun malam hari, karena di Kepulauan Nias sudah memasuki musim panas.
Peralihan musim biasa ditandai dengan cuaca yang abnormal atau cuaca buruk seperti angin kencang yang terjadi sebelumnya.
"Hujan turun masih tetap ada, tetapi tidak merata seperti bulan sebelumnya," ujarnya.
Masyarakat diimbau, khususnya di bidang pertanian agar mewaspadai musim panas yang terjadi, karena dapat membuat gagal panen.
"Cuaca seperti ini terjadi hingga bulan Juli, akan tetapi hujan tetap ada, tetapi tidak sesering seperti bulan sebelumnya mengingat daerah Kepulauan Nias dekat dengan Samudra Hindia," katanya.