Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada awal pekan melemah dibayangi sentimen wabah Virus Corona.
Pada Senin pagi pukul 10.36 WIB, rupiah bergerak melemah 41 poin atau 0,3 persen menjadi Rp13.716 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.675 per dolar AS.
Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin, mengatakan, pasar kembali ditutup kompak negatif mengkawatirkan penyebaran virus korona pada akhir pekan lalu.
Baca juga: Senin pagi, IHSG dibuka melemah seiring koreksi bursa saham global
"Pasar saham global kompak ditutup turun pada akhir perdagangan minggu lalu, begitupun harga minyak mentah. Investor kembali mengkawatirkan Virus Corona yang jumlah korban meninggalnya mencapai 901orang, sudah melebihi korban meninggal pada saat wabah SARS yang mencapai 774 orang," ujar Lana.
Sebelumnya, sentimen sudah positif ketika jumlah yang pulih melebihi yang meninggal. Sementara para ahli memperkirakan penyebaran ini hampir mencapai puncaknya.
Penyebaran virus tersebut juga sudah mencapai Singapura yang dideteksi telah ada korban meninggal.
Baca juga: China laporkan 97 kematian baru akibat virus corona di wilayah daratan
"Pemerintah China berencana menetapkan dana bantuan senilai 10 miliar dolar AS untuk mengatasi penyebaran virus ini, yang kemungkinan bisa menjadi sentimen positif investor," kata Lana.
Pagi ini, mata uang kuat Asia, yen dan dolar Hong Kong menguat terhadap dolar AS, namun rupiah kemungkinan masih berlanjut melemah secara teknikal.
Lana memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp13.680 per dolar AS hingga Rp13.700 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.708 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.647 per dolar AS.
Rupiah awal pekan melemah dibayangi wabah Virus Corona
Senin, 10 Februari 2020 12:05 WIB 981