Baghdad (ANTARA) - Enam warga Irak, termasuk dua polisi, tewas dan sejumlah orang cedera di Baghdad serta kota-kota lainnya pada Senin (20/1) dalam bentrokan dengan pasukan keamanan, kata beberapa sumber medis dan keamanan.
Kerusuhan antipemerintah di negara itu kembali berlangsung setelah berhenti selama beberapa pekan.
Tiga orang meninggal di sebuah rumah sakit di Baghdad akibat luka setelah polisi menembakkan peluru tajam di Lapangan Tayaran, kata beberapa sumber. Dua pedemo terkena peluru tajam sementara korban ketiga terkena tabung gas air mata, kata mereka.
Baca juga: Sejumlah orang terluka dalam serangan roket di pangkalan udara Balad Irak
Demonstran keempat tewas terkena tembakan polisi di kota suci Syiah, Kerbala, kata sumber-sumber itu.
Para pemrotes melemparkan bom-bom bensin dan batu ke arah polisi, yang kemudian menanggapinya dengan menembakkan gas air mata serta granat kejut, kata beberapa saksi mata Reuters.
Tiga roket Katyusha jatuh di dalam Zona Hijau berpenjagaan ketat di ibu kota, tempat gedung-gedung pemerintahan serta kantor kedutaan asing berada, kata sumber-sumber di kepolisian kepada Reuters.
Roket-roket itu diluncurkan dari kawasan Zafaraniyah di luar Baghdad dan dua roket mendarat di dekat kedutaan besar Amerika Serikat.
Di kota minyak Irak, Basra, dua polisi tertabrak hingga tewas oleh sebuah mobil warga sipil saat aksi protes berlangsung, kata sumber keamanan. Pengemudi mobil itu sedang berusaha menghindari lokasi bentrokan antara para pengunjuk rasa dan pasukan keamanan ketika ia menabrak kedua polisi itu, kata mereka.
Di berbagai wilayah lainnya di Irak selatan, ratusan pemrotes membakari ban serta memblokade jalanan di beberapa kota, termasuk Nassiriya, Kerbala dan Amara. Mereka mengatakan Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi belum memenuhi janji-janji yang dinyatakannya, termasuk membentuk pemerintahan baru yang bisa diterima oleh semua kalangan rakyat Irak.
Sumber: Reuters
Empat pedemo, dua polisi tewas dalam kerusuhan di Irak
Selasa, 21 Januari 2020 12:27 WIB 673