Algiers, Aljazair (ANTARA) - Juara Piala Afrika 2019 Aljazair tiba di negaranya Sabtu waktu setempat dan disambut bagaikan pahlawan oleh lautan pendukung yang bersuka cita dan seremoni semburan air atau "water salute" kepada pesawat pengangkut mereka di bandara Algiers.
"Satu, dua, tiga, viva Aljazair!" seru puluhan ribu pendukung yang tak henti melambaikan bendera dan berjejer di sepanjang jalan dari bandara itu ketika para pemain diarak mengelilingi ibu kota negeri dalam bus terbuka.
Gol pada menit pembuka sudah cukup mengantarkan Aljazair menang 1-0 melawan Senegal pada final sehari sebelumnya di Kairo, yang mengantarkan Aljazair yang dijuluki Serigala Padang Pasir, mengangkat Piala Afrika pertamanya dalam kurun 29 tahun terakhir.
Para pemain yang semuanya berkalung medali kemenangan pada leher mereka dan kapten Ryad Mahrez yang mengangkat trofi ke udara, disambut dengan karpet merah di bandara itu dan disalami langsung oleh Perdana Menteri Noureddine Bedoui.
Baca juga: Aljazair juara Piala Afrika 2019
Baca juga: Djamel Belmadi bersuka cita bersama trofi Piala Afrika kedua Aljazair
Bus mereka dihiasi dengan dua bintang yang menandakan juara Piala Afrika kedua mereka, dan ditulisi dengan "Kami bangga pada kalian" dalam Bahasa Arab dan Amazigh, atau Berber, dua bahasa resmi negara di Afrika Utara itu.
"Kemenangan ini sudah tentu menghembuskan kehidupan baru" di dalam negeri, kata presiden federasi sepak bola Aljazair Kheiredine Zetchi.
Madjid, seorang pendukung berusia 28 tahun, berkata, "Saya tidak tidur semalaman dan saya harus berada di sini di Lapangan 1 Mei (di ibu kota Aljazair)" di mana para pemain di dalam bus bertemu lautan manusia.
Baca juga: Gagal saat jadi pemain, Belmadi sukses bawa Aljazair juara saat jadi pelatih
Jumat malam lalu Baghdad Bounedjah membuat Aljazair melambung ke alam mimpin ketika menciptakan gol yang tak bisa dihalau kiper Senegal Alfred Gomis, dan itu sudah cukup mengantarkan sang juara edisi 1990 mengangkat trofi Afrika untuk pertama kalinya di luar negeri.
Padahal 12 bulan lalu Aljazair di ambang hancur setelah mundurnya sang pelatih yang juga mantan bintang sepak bola negara itu Rabah Madjer, tetapi penunjukkan Djamel Belmadi membuktikan langkah jenius federasi sepak bola Aljazair yang harus gontai ganti lima pelatih dalam kurun dua tahun, demikian AFP.