Medan (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara diprediksi bisa naik menjadi di kisaran 5,1 - 5,4 persen pada 2020 dari 2019 yang sebesar 5,0 -5,4 persen, didorong banyak faktor khususnya kenaikan harga komoditas.
"Pertumbuhan ekonomi didorong banyak faktor termasuk kenaikan harga jual komoditas khususnya CPO (crude palm.oil)," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Kamis.
Baca juga: BI prediksi ekonomi Sumut tetap akan tumbuh bagus hingga akhir 2019
Naiknya harga komoditas khusus CPO dan karet, diakui Wiwiek juga sebagai dampak kenaikan harga.minyak mentah dunia setelah terjadi situasi memanas antara Iran dan Amerika Serikat.
"Tetapi, kalau benar - benar terjadi perang antara AS dan Iran, ada.prakiraan terjadi tekanan pertumbuhan ekonomi menjadi sekitar 4,8 persen," ujarnya.
Wiwiek menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Sumut juga didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor.
Di sisi lapangan usaha, katanya, pertumbuhan didorong oleh lapangan usaha utama seperti Perdagangan,. konstruksi, pertanian, dan industri pengolahan.
Berlanjutnya momentum perbaikan ekonomi tercermin juga dengan berlanjutnya proyek multiyears infrastruktur.
"Meski terdapat peluang peningkatan permintaan domestik seiring dengan investasi swasta serta perluasan penerapan biodiesel, namun pertumbuhan ekonomi Sumut 2020 dibayangi risiko bias ke bawah seperti dampak perang Iran dan AS," katanya.
Untuk itu, agar pertumbuhan ekonomi tidak terganggu pengaruh global, katanya, Pemprov Sumut harus meningkatkan investasi.
Investasi di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei dan Pelabuhan Kualatanjung yang sudah tersedia diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
BI perkirakan pertumbuhan ekonomi Sumut naik kisaran 5.1-5.4 persen pada 2020
Kamis, 9 Januari 2020 20:16 WIB 784