Jakarta (ANTARA) - Gelandang gaek Diego Ribas menuturkan tentang mimpi tim yang dibelanya saat ini, Flamengo, untuk kembali merengkuh Piala Dunia Antarklub.
Pesepak bola berusia 34 tahun itu yakin timnya bisa mengalahkan Liverpool dalam partai final di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, Sabtu setempat (Minggu WIB), meski tak diunggulkan di mata banyak orang.
"Tentu tidak mustahil. Kami menghadapi tim yang sangat kuat, salah satu yang terbaik di dunia, tapi kami jelas punya kesempatan," kata Diego dilansir laman resmi FIFA.
"Kami tim yang berkualitas dan yakin atas apa yang kami kerjakan," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Van Dijk dan Wijnaldum berlatih, tapi belum pasti tampil hadapi Flamengo
Menurut Diego, timnya harus menumpahkan konsentrasi 100 persen penuh dan menaati taktik yang diarahkan Jorge Jesus tanpa cela.
"Kami harus fokus penuh sebab pertandingan semacam ini kerap ditentukan oleh hal-hal kecil," ujarnya.
"Dan ketika memperoleh bola, kami harus memanfaatkan kesempatan yang ada," kata Diego melengkapi.
Diego bukan pertama kalinya tampil di laga antarbenua, sebab pada 2004 ia pernah menjuarai Piala Interkontinental --kompetisi pendahulu Piala Dunia Antarklub-- bersama Porto.
Namun, ia menegaskan kesempatan untuk memenangi Piala Dunia Antarklub adalah sesuatu yang spesial.
"Sebab ini tim yang luar biasa. Tidak ada kata-kata yang bisa mewakili perasaan jika kami menjuarainya di sini, tetapi jelas kami memimpikan momen itu," ujarnya.
Baca juga: Zico yakin Flamengo bisa kembali kalahkan Liverpool
Diego juga sudah membayangkan bagaimana nantinya jalanan kota Rio de Janeiro, Brazil bakal dipadati para penggemar Flamengo lagi sebagaimana yang terjadi ketika mereka menjuarai Copa Libertadores akhir November lalu.
"Saya sudah bisa membayangkannya. Itu salah satu alasan lain kami ingin menang," pungkas Diego.
Flamengo mencapai final usai menyingkirkan juara Liga Champions Asia Al Hilal dengan kemenangan 3-1 di babak semifinal.
Liverpool adalah lawan yang juga dikalahkan Flamengo saat O Mengao menjuarai Piala Interkontinental 1981 di bawah kepemimpinan legenda Brazil, Zico.