"Memang temperamen anaknya, suka marah-marah sama keluarganya, sama tetangga juga gitu," kata Kepala Lingkungan (Kepling) IV Kelurahan Sei Kerah Hilir II, Jhon Evizal kepada ANTARA, Sabtu.
Tidak hanya itu, menurut Jhon, pelaku juga kerap bertengkar dengan para tetangganya. Pelaku sering mengancam para tetangga dengan menggunakan sebuah keris.
Bahkan, Jhon mengaku pernah diancam akan dibunuh oleh pelaku saat berusaha melerai pertengkaran antara pelaku dan para tetangganya.
Baca juga: Seorang pria di Medan tikam paman sendiri hingga tewas
Baca juga: Ini dia kronologi paman yang tewas ditikam keponakannya di Medan
Baca juga: Seorang pria di Medan tikam paman sendiri hingga tewas
Baca juga: Ini dia kronologi paman yang tewas ditikam keponakannya di Medan
"Kalau udah ribut sama orang-orang sini pasti dia ngancam pakai keris gitu. Ku bunuh kalian nanti, gitu katanya," ujarnya.
Jhon menyebutkan, dirinya juga menemukan keris yang biasa dibawa pelaku pascaperistiwa penikaman yang terjadi pada Jumat (29/11) malam. Keris tersebut katanya, ditemukan tak jauh dari tubuh korban.
"Malam itu ada keris dekat pintu masuk rumah, tapi cuma kerisnya aja, sarungnya enggak ada. Warga bilang waktu si Firman kabur itu, dia megang sarung keris itu. Kerisnya udah dibawa polisi," ujarnya.
Sifat temperamen pelaku juga diakui oleh Hamidah (53) yakni bibi dari korban. Ia mengaku bahwa pelaku sering mengancam keluarganya.
"Enggak ada sopannya pun anak itu. Kalau enggak dituruti maunya, pasti langsung marah-marah," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Firman (38) tega menikam pamannya sendiri bernama Ahmad Darabi (46) di Kelurahan Sei Kerah Hilir II, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat malam.