Tapteng (ANTARA) - Virus Hog Cholera yang menyerang ternak babi di kawasan Sumatera Utara telah merugikan masyarakat khususya para peternak babi.
Selain merugikan pemiliknya, warga juga turut khawatir akan serangan virus mematikan itu, apakah berdampak terhadap manusia atau tidak.
Berikut ini penjelasan dan tips dari Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Tengah, Kristian M Sitohang, bersama Drh Lenni Norita Hutagalung selaku Kasi Kesehatan Hewan ketika dikonfirmasi ANTARA, Sabtu (16/11) di Pandan.
Baca juga: Ratusan ekor babi mati di Tapteng
“Virus Hog Cholera tidak menyebar kepada manusia atau istilah ilimiahnya Zoonosis. Dengan demikian masyarakat pengkonsumsi daging babi jangan takut untuk makan daging babi karena tidak akan menular kepada manusia. Hal ini perlu kami tegaskan, karena ada info hoax tetang virus Hog Cholera ini sehingga menimbulkan rasa takut untuk mengkonsumsi daging babi. Sekali lagi bahwa virus Hog Cholera tidak menular kepada manusia, dia menular hanya kepada sesama ternak babi,” tegasnya.
Sedangkan tips yang dapat dilakukan para peternak babi agar terhindar dari virus yang belum ada obatnya itu, adalah, harus rajin membersihkan kandang ternak atau menjaga sanitasi dan biosecurity kandang.
Tidak bebas keluar masuk kandang, memisahkan ternak babi yang terserang virus, jangan membawa makanan ternak dari luar atau sisa olahan makanan.
“Kita sering menemukan peternak babi yang membawa sisa makanan dari pesta, atau dari tempat lain. Agar ternak peliharaannya aman dari virus, jangan diberikan sisa makanan yang dari luar. Selain itu juga, bagi ternak yang sehat agar dilakukan vaksin, karena babi yang sudah terserang virus Hog Cholera tidak ada obatnya dan pasti mati. Jadi yang bisa diselamatkan itu adalah, babi yang sehat dengan cara divaksin agar tidak terserang virus. Tips inilah yang bisa kami sampaikan kepada masyarakat khususnya peternak babi,” katanya.
Sedangkan bagi ternak yang mati karena diserang virus lanjutnya, agar dikubur atau dibakar jangan dibuang ke sungai atau ke laut, karena virusnya bisa menyebar dan mematikan ternak babi yang lain.
“Jika tips ini bisa dilakukan masyarakat peternak babi, maka ternaknya akan aman dari serangan virus. Dan kami sudah sosialisasikan ini kepada masyarakat Tapteng, mengingat Tapteng pernah diserang virus Hog Cholera terbesar di Sumut tahun 1997,” tandasnya.