Palu (ANTARA) - Kepolisian telah menangkap 19 orang diduga sebagai pelaku teroris pascabom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, kata Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis.
"Penanganan teroris waktu dua hari lalu di Polrestabes Medan, kemudian dari pengembangan kasus tersebut sudah ada kurang lebih 19 orang yang kita tangkap," katanya Jenderal Idham Azis kepada pers usai memimpin upacara pengukuhan perubahan tipe Polda Sulawesi Tengah dari tipe B menjadi tipe A di Palu, Jumat.
Kapolri katakan, para terduga teroris yang diamankan itu dari jaringan daerah Sumatra Utara, Riau, Ambon, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca juga: Polisi temukan lokasi diduga tempat perakitan bom Medan
"Kita terus bekerja keras untuk membuka jaringan siapa sebenarnya pelaku, karena pelaku ini sekaligus sebenarnya adalah korban," katanya.
Mantan Kapolda Sulteng ini menegaskan adanya dugaan tindakan kasus-kasus teroris yang terjadi di Indonesia, khusus di Polrestabes Medan, saat ini masih terus di dalami untuk mencari pelakunya.
"Terkait dengan jaringan, sementara kita dalami, pelajari, kalau rekan-rekan dari Densus sudah bisa membimbing dalam kesempatan lain saya akan sampaikan," ujarnya.
Baca juga: Istri RMN pelaku bom Medan diduga rencanakan aksi teror di Bali
Sementara Kadiv Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal,S.IK, MH, mengatakan pascakejadian di Polrestabes Medan, polisi meningkatkan pengamanan dan kewaspadaan berdasarkan prosedur standar operasi yang ditetapkan Polri.
"Kita sudah punya SOP dan semacam ambivalen, dua sisi mata uang. Satu sisi kita harus melakukan pelayanan prima kepada masyarakat, tetapi satu sisi saat ini Polri menjadi sasaran," katanya.
Oleh karena itu, kata Iqbal, pihaknya akan melakukan pelayanan simpatik dan humanis kepada masyarakat, tetapi upaya-upaya kewaspadaan tetap ditingkatkan.
Baca juga: Diduga anggota jaringan teroris, Polisi amankan seorang wanita warga Kota Binjai
"Jadi kalau misalnya masyarakat datang ke kantor polisi pakai jaket atau ransel kami akan periksa," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk memahami apa yang dilakukan kepolisian, mengingat saat ini polisi yang dijadikan sasaran tindakan terorisme.
"Kepada masyarakat misalnya ada polisi melakukan pemeriksaan, itu bukan semata-mata kami tidak bersahabat tetapi upaya melakukan simpatik, karena para pelaku ini oknum tidak mengatasnamakan siapa dan agama apapun," tandasnya.