Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata menyebut perhelatan Sail Nias 2019 merupakan momentum revitalisasi pariwisata di Nias karena wilayah tersebut telah cukup dikenal dunia pada era 80an hingga 90an.
“Sail Nias ini jadi momentum revitalisasi atau bangkitnya kembali pariwisata di Nias,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani di Jakarta, Kamis.
Menurut Rizki, Nias sebenarnya sudah cukup dikenal akan wisata bahari dan budayanya pada era 1980-1990an. Nias juga telah dikenal sebagai surga selancar dunia, bahkan diklaim memiliki titik selancar terbaik kedua dunia setelah Hawaii.
Perhelatan Sail Nias yang akan mencapai puncaknya pada 14 September mendatang diharaokan dapat meningkatkan kembali popularitas Nias sebagai destinasi wisata bahari dunia.
Rizki menambahkan, pemerintah juga ingin mendorong agar Nias bisa dikunjungi oleh kapal pesiar (cruise) dan kapal layar (yacht) dengan digelarnya Sail Nias itu.
Menurut dia, kegiatan rally yacht dalam rangkaian Sail Nias 2019 yang telah diselenggarakan pada Mei lalu mendapat sambutan positif sehingga diharapkan bisa mempromosikan Nias sebagai destinasi wisata kapal layar.
Baca juga: Sail Nias 2019 jadi pintu masuk untuk menggali potensi wisata Nias
Baca juga: Sail Nias 2019 melibatkan empat kabupaten dan satu kota
“Kegiatan kaoal layar sudah kita lakukan Mei lalu karena kondisi angin. Ternyata kami melihat yachter ini tertarik karena cukup banyak yang datang walaupun ‘short notice’ (pemberitahuan singkat). Makanya kami ingin lihat apakah Nias ini bisa dikembangkan jadi jalur wisata sail,” katanya.
Puncak acara Sail Nias akan digelar di Teluk Dalam, Nias Selatan, pada 14 September 2019 mendatang. Meski tidak secara gamblang menyebut target jumlah wisatawan yang akan datang, Rizki menekankan pentingnya dampak penyelenggaraan yang akan mendorong kunjungan secara berkelanjutan.
“Pak Menteri (Arief Yahya) selalu menyampaikan bahwa event festival itu yang paling penting adalah ‘news value’, bukan kehadiran pada saat itu. Kami berharap Pak Presiden bisa hadir karena kehadiran Presiden di sebuah destinasi itu menunjukkan aman dan siap. Presiden jadi ‘endorser’ wisata itu,” katanya.