Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan menjauhi pantai pascagempa Magnitudo 7,4 di Banten.
“Sesuai SOP, peringatan dini tsunami belum diakhiri hingga dua jam pascagempa atau sekitar pukul 21.35 WIB,” kata Dwikorita saat jumpa pers di kantor BMKG di Jakarta, jumat malam.
Dia menjelaskan beberapa daerah ditetapkan dengan status siaga yakni Banten di Pandeglang bagian selatan dan Pandeglan Pulau Panaitan serta Lampung di bagian lampung barat dan pesisir selatan.
“Status siaga, kemungkinan ketinggian tsunami setengah meter hingga maksimal tiga meter,” jelas Dwikorita.
Baca juga: Gempa berkekuatan 7.4 SR guncang Banten berpotensi tsunami
Sementara, sejumlah daerah ditetapkan waspada di antaranya Pandeglang bagian utara, Lebak, Pulau Tabuan, Sukabumi, sebagian besar Lampung hingga Bengkulu.
“Status waspada, kemungkinan ketinggian tsunami maksimal setengah meter,” ujar Dwikorita.
Gempa bumi terjadi pada hari Jumat, 2 Agustus 2019, pukul 19:03:21 WIB. Berdasarkan BMKG pusat gempa bumi terletak pada koordinat 104.58° BT dan 7.54° LS, dengan magnitudo M7.4 pada kedalaman 10 km, berjarak 137 km baratdaya Sumur, Banten.
BMKG mengeluarkan peringatan tsunami untuk gempa bumi ini dengan status siaga di Pandeglang Selatan dan pesisir selatan Lampung, waspada di Pandeglang Utara, Lebak, pesisir Lampung bagian barat, dan pesisir Bengkulu. Guncangan gempa bumi terasa dengan intensitas III-IV MMI di Pandeglang dan pesisir selatan Lampung, II-III MMI di Jakarta, Bandung, Depok hingga Yogyakarta.
Baca juga: Warga Jakarta panik rasakan gempa berkekuatan 7,4 SR