Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengapresiasi kehadiran pebisnis dan perbankan Thailand di Indonesia, dan menyampaikan bahwa Indonesia sangat terbuka terhadap kehadiran perbankan ASEAN untuk berbisnis di Indonesia.
OJK juga mendorong perbankan Indonesia untuk mengaktifkan peran dan kehadiran di Thailand melalui akusisi ataupun langkah strategis lainnya.
"Tentunya komitmen ini diselaraskan dengan semangat konsolidasi perbankan dan juga memperhatikan skema ASEAN Banking Integration Framework," kata Wimboh seperti dikutip siaran pers OJK di Jakarta, Senin.
OJK mengadakan pertemuan bilateral dengan Bank of Thailand (BoT) di Bangkok, Jumat (19/7), dalam rangka penguatan kerja sama peran sektor jasa keuangan di kedua negara.
Delegasi OJK dipimpin oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, didampingi oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Heru Kristiyana dan Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Riswinandi. Sementara delegasi BoT dipimpin oleh Gubernur BoT Veerathai Santiprabhob dan Deputi Gubernur Ronadol Numnonda.
Dijelaskan, dalam pertemuan tersebut BoT menyampaikan komitmen untuk meningkatkan peran dan kontribusi perbankan Thailand yang telah memiliki operasional di Indonesia dalam mendukung pembiayaan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pembahasan dalam pertemuan juga mencakup perkembangan teknologi informasi di sektor jasa keuangan, terutama terkait dengan mekanisme dan ekosistem yang termasuk pola pengaturan dan pengawasan di kedua negara.
OJK menyampaikan pengalamannya dalam mengatur dan mengawasi perusahaan fintech peer-to-peer lending yang mengedepankan pendekatan market conduct di Indonesia, sedangkan Thailand cenderung menerapkan prinsip prudential supervision.
BoT mengapresiasi sesi sharing experience tersebut dan bermaksud untuk terus bekerja sama dengan OJK dalam kaitannya dengan pengaturan dan pengawasan fintech. Hal ini seiring dengan keberadaan perusahaan Indonesia yang sudah membuka peer-to-peer lending platform di Thailand.
Topik terakhir yang dibahas mencakup isu sustainable finance. Dalam kesempatan tersebut OJK menyampaikan perkembangan dan tantangan serta peluang dalam pengembangan sustainable finance di Indonesia.
Berbagai regulasi yang telah diterbitkan juga disampaikan, termasuk perkembangan blended finance dan proyek-proyek berbasis lingkungan.
BoT menyampaikan bahwa saat ini sedang disusun Sustainable Banking Guidelines yang mencakup aspek-aspek berbasis ESG (Environment, Social, and Governance).
Pertemuan bilateral ditutup dengan pernyataan perlunya meningkatkan kerja sama antara OJK dan BoT serta negara ASEAN lainnya, mengingat ASEAN adalah mesin pertumbuhan ekonomi yang stabil bagi dunia.
Baca juga: Gubernur: Penetapan Dirut Bank Sumut tunggu hasil uji OJK
Baca juga: Terkait kasus Century, KPK minta keterangan Muliaman D Hadad
Baca juga: OJK undang investor Inggris investasi di pasar keuangan