London, Inggris (ANTARA) - Roger Federer mengaku tidak mempercayai dirinya bisa sampai membuang cuma-cuma dua match point yang bisa memastikan dia menjuarai Wimbledon kesembilan kalinya, setelah ditaklukkan Novak Djokovic dalam pertandingan final tunggal putra Wimbledon paling lama dalam sejarah turnamen ini.
Legenda Swiss berusia 37 tahun itu meratapi "peluang yang hilang" ketika dia dua kali nyaris menyelesaikan pertandingan dengan match point sewaktu mengambil serve pada gim ke-16 pada set penentuan sehingga kalah 7-6 (7/5), 1-6, 7-6 (7/4), 4-6, 13-12 (7/3).
Yang menakjubkan adalah ini kali kedua Federer melewati final paling panjang di Wimbledon yang sama-sama berakhir dengan kekalahan, saat menghadapi Rafael Nadal pada 2008.
Federer, yang kelihatan emosional saat berdiri bersama istri dan anak-anaknya di bangku pemain setelah kekalahan itu, mengungkapkan tak bisa memastikan apakah kalah dalam set seperti itu lebih menyakitkan ketimbang kalah straight set.
"Sulit diungkapkan. Saya tak tahu jika perasaan karena kalah 2-2-2 lebih baik dibandingkan dengan kekalahan ini. Pada akhirnya itu sama sekali tidak jadi masalah," kata Federer seperti dikutip AFP.
"Anda mungkin merasakan lebih kecewa, sedih, marah besar. Saya tak tahu apa yang saya rasakan sekarang," sambung dia. "Saya cuma merasakan bahwa peluang luar biasa ini pupus, saya tak mempercayai hal ini."
Federer yang kalah pada lima pertemuan terakhirnya dengan Djokovic dalam Grand Slams, terakhir kali mengalahkan petenis Serbia itu dalam Wimbledon 2012 menyatakan, pertandingan itu lepas dari genggamanya ketika dia gagal menuntaskan dua match point.
Baca juga: Berikut ini fakta singkat pertarungan Djokovic vs Federer
Baca juga: Novak Djokovic tak menyangka bisa lima kali juara
Baca juga: Djokovic pertahankan gelar Wimbledon lewat final terlama dalam sejarah
Roger Federer ratapi pupusnya peluang di depan mata
Senin, 15 Juli 2019 6:49 WIB 854