Binjai (ANTARA) - Pemilihan Kepala Daerah Mandailing Natal (Madina) Tahun 2020 tentu membuat berbagai elemen masyarakat disana menggadang-gadang siapa yang layak untuk memimpin Tano Mandailing yang terkenal kereligiusannya itu.
Untuk itu Wakil Ketua Himpunan Keluarga Besar Mandailing (HIKMA) Sumatera Utara H Syahril Nasution SE MM, di Binjai, Rabu, menyampaikan dimana ada beberapa kreteria yang disampaikan diantaranya harus memiliki Strong Leadership, punya kredibilitas dalam memanage terhadap masalah sosial kemasyarakatan.
Selain itu, harus memounyai tingkat keImanan yang tinggi dan luwes, ini yang paling penting di Madina, jangan permainkan agama itu untuk kepentingan person atau kelompok, katanya.
Maka dari ketiga ini bila diuraikan dan dirinci bisa jadi panjang dan detail, justru itu cukup tiga cakupan ini saja yang kita kupas. Sebab seorang pemimpin itu adalah cerminan dari suatu masyarakat yang memilihnya.
Jika memang pemimpin tersebut sesuai apa yang dilakukannya sama dengan kehendak rakyanya, itulah dia pemimpin dambaan rakyat, tapi bila berlaku "anomali" tidak sesuai dengan apa yang dikatakannya, maka pemimpin itu adalah pemimpin yang zhalim, tunggulah saat kehancurannya, katanya.
maka, justru itu, Syahril berharap agar masyarakat berhati-hati dalam menentukan pilihan serta memutuskan untuk menjadikan seseorang itu sebagai pemimpin. Sebab kekuasan itu membuka pintu seseorang menjadi pemimpin diktator ataupun menjadi semena-menamengemban amanah yang diberikan kepadanya.
Oleh karena itu ada suatu adagium "Kalau mau tau tentang masyarkat tertentu, maka lihat saja waktak dari seorang pemimpinnya, walaupun ada perbedaan antara pemimpin dengan yang dipimpinnya pada suatu masyarakat tersebut.
"Memang adakalanya amsyarakat tersebut tak peduli siapapun yang jadi pimpinannya," katanya. Ibarat istilah orang Mandailing BO pe padati nai di balut sere, tai anggo nasib kudo itotop leng kudo. Ini harus diubah mind set masyarakatnya kalau tidak amu lagi rundut be, ujar Syahril.
Tapi dari berbagai kriteria yang ada itu, yang tidak akalh pentingnya pemimpin itu harus takut kepada Allah dan ingat bakal mati. Lord Acton mengatakan "Power Tends To Coorrupts" kekuasaan itu cenderung korup, artinya tanpa ada yang kontrol, maka ia akan bersimahajalela dalam mengambil tindakan.