Medan (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Sumut terus berjaga-jaga menyusul terjadinya lagi erupsi Gunung Sinabung, Minggu, 9 Juni 2019.
"Erupsi memang sudah berhenti, tetapi semua tetap mewaspadai agar tidak terjadi yang tidak diingini," ujar Kepala BPBD Karo, Martin Sitepu di Karo, Minggu.
BPBD Karo, katanya sudah mengingatkan agar warga tidak memasuki zona merah.
BPBD juga sudah membagi masker ke masyarakat dan melakukan penyiraman pada jalan umum.
"Semua unsur di Karo sudah melakukan berbagai langkah agar dampak erupsi Gunung Sinabung bisa ditekan," katanya.
Hingga saat ini, ujar Sitepu, belum ada laporan korban jiwa akibat erupsi Sinabung.
Dia menegaskan, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga sudah mengeluarkan beberapa rekomendasi:
Masyarakat dan pengunjung/wisatawan diminta tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 kilometer dari puncak Sinabung.
Termasuk radius sektoral 5 kilometer untuk sektor selatan-timur, dan 4 kilometer untuk sektor timur-utara.
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik," katanya.
Pos Pengamatan Gunung Sinabung melaporkan, tinggi kolom abu sekitar 7.000 meter di atas puncak atau lebih kurang 9.460 meter di atas permukaan laut.
Erupsi i terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi 9 menit 17 detik.
Erupsi memang tergolong besar karena terdengar suara gemuruh sampai ke pos pengamatan Gunung Api Sinabung.
Hingga Minggu malam, status Gunung Sinabung berada pada status level III (siaga).
Baca juga: Gunung Sinabung erupsi, kolom abu capai 7.000 meter