Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan tiga kali guguran lava pijar dengan jarak luncur sejauh 1.000 meter pada Kamis, menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melaui keterangan resminya di Yogyakarta, Kamis, mengatakan tiga guguran lava yang terpantau melalui CCTV mulai pukul 12:00 hingga 18:00 WIB mengarah ke hulu Kali Gendol.
Selain guguran lava, BPPTKG juga merekam 11 kali gempa guguran dengan amplitudo 2 hingga 61 mm selama 34 hingga 100 detik, 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3 mm selama 13 detik, 2 kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 2 mm selama 10 sampai 17 detik, dan 2 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 5 hingga 8 mm selama 11 hingga 13 detik.
Hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal setinggi 20 meter di atas puncak kawah.
Angin di gunung itu bertiup lemah hingga sedang ke arah Barat. Suhu udara 18 hingga 24.9 derajat celsius, kelembaban udara 30 hingga 75 persen, dan tekanan udara 567.7 sampai 707 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.