Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ini diprediksi masih akan melanjutkan tren pelemahan yang terjadi pada pekan lalu.
IHSG dibuka melemah 68,87 poin atau 1,17 persen ke posisi 5.826,87. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 15,27 poin atau 1,67 persen menjadi 900,17.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Senin, mengatakan IHSG masih dalam tren pelemahan, salah satu pengaruhnya adalah semakin dekatnya waktu pengumuman hasil pemilihan presiden (pilpres) yang akan di umumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), di tengah ketidakpuasan lawan politik dari petahana.
"Demikian pula dengan faktor eksternal yang diliputi ketidakpastian akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China serta potensi meningkatnya harga minyak dunia akibat memanasnya geopolitik di Timur Tengah, semakin membebani IHSG yang bergulir kuat ke teritorial negatif pada perdagangan saham di pekan ini," ujar Alfiansyah.
Harga minyak dunia berpotensi meningkat seiring eskalasi ketegangan di Timur Tengah yang dapat memicu kekhawatiran gangguan terhadap pasokan. Presiden AS Donald Trump memerintahkan pengerahan kelompok kapal induk, pembom B-52, dan rudal Patriot ke Timur Tengah.
AS mengerahkan pasukan militer cukup besar dan kesalahan sekecil apapun oleh Iran dapat memicu ledakan konflik di Timur Tengah, kendati Trump sebenarnya tidak mau melibatkan Amerika Serikat dalam perang dengan Iran.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 57,75 poin (0,27 persen) ke 21.307,84, Indeks Hang Seng melemah 116,92 poin (0,42 persen) ke 27.829,54, dan Indeks Straits Times melemah 24,8 poin (0,77 persen) ke posisi 3.205,46.