Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, diprediksi melemah terbawa koreksi bursa saham Amerika Serikat.
IHSG dibuka melemah 41,6 poin atau 0,85 persen ke posisi 4.876,35. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 10,74 poin atau 1,42 persen ke di posisi 743,44.
"Arahan negatif dari indeks-indeks di Wall Street diperkirakan turut memicu pelemahan IHSG pada hari ini," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam laporan yang dikutip Antara di Jakarta, Kamis.
Pasar saham AS pada Rabu (23/9) kemarin ditutup turun cukup dalam. Dow Jones melemah 1,92 persen, S&P500 - turun 2,37 persen, dan Nasdaq terkoreksi 3,02 persen.
Dari dalam negeri, pelaku pasar juga masih akan mencermati perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia.
Data dari Kementerian Kesehatan per 23 September 2020, jumlah akumulasi kasus COVID-19 di Indonesia sebanyak 257.388 kasus positif dimana 187.958 kasus sembuh dan 9.977 kasus meninggal.
Mempertimbangkan sentimen global dan domestik, IHSG diperkirakan akan diperdagangkan dalam rentang 4.850 - 4.975 dengan kecenderungan melemah.
Seiring sentimen di atas, pelaku pasar disarankan sebaiknya tidak tergesa-gesa dalam melakukan akumulasi beli. Investor dapat mencermati peluang beli saham di harga rendah (buy on weakness) saham-saham perbankan seperti BBRI, BBCA, BBNI dan BMRI.
Selain saham-saham perbankan, pelaku pasar juga dapat mencermati saham-saham batubara seperti ADRO dan PTBA. Harga kontrak berjangka (future) batubara dan gas bumi yang mulai menunjukkan indikasi kembali menguat, dapat menjadi sentimen positif bagi saham-saham tersebut.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 147,86 poin atau 0,63 persen ke 23.198,63, indeks Hang Seng turun 381,2 poin atau 1,61 persen ke 23.361,31, dan indeks Straits Times melemah 25,22 atau 1,02 ke 2.455,92.