Langkat (ANTARA) - Walaupun perhitungan surat suara ditingkat Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Langkat telah usai, namun dampak yang diakibatkan dari pemilu 2019 yang sangat melelahkan itu hingga sekarang ini sudah tiga orang meninggal dunia.
"Sudah tiga orang meninggal dunia hingga sekarang ini," kata Komisioner Komisi Pemilihan Umum Langkat Devisi Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Maghfirah Fitri Manjerang, di Stabat, Jumat.
Hari ini berdasarkan laporan yang diterima telah meninggal petugas KPPS Ibnu Hasyim (68) anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Tempat Pemungutan Suara (TPS) 9 Kelurahan Pekan Gebang Kecamatan Gebang.
Diterima informasi sejak Kamis (18/4), setelah rekapitrulasi dilaksanakan di TPS, yang bersangkutan mengalami kelelahan diserati demam dan sesak napas, kemudian dibawa ke rumah sakit dan opname hingga hari ini dan meninggal di rumah sakit, katanya.
"Keluarga sudah mengebumikan di pekuburan muslim yang ada di Kelurahan Pekan Gebang, usai sholat Jumat ini," sambungnya.
Sementara itu sebelumnya juga petugas KPPS TPS 3 Kelurahan Brandan Timur Baru Kecamatan Babalan Hermagus mamat Siregar (42) juga meninggal dunia, usai melaksanakan tugasnya di pemilu yang lalu, karena faktor kelelahan akhirnya meninggal dunia.
Sebelumnya satu lagi petugas KPPS yang bertugas di TPS 23 Kelurahan Kwala Bingei Kecamatan Stabat, juga eninggal dunia karena faktor kelelahan walaupun sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit Putri Bidadari.
Akhirnya juga meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif, namun nyawanya tidak tertolong dan kini juga sudah dikebumikan dipekuburan muslim setempat.
Maghfirah juga menyampaikan ada beberapa petugas KPPS yang juga mengalami sakit hingga sekarang ini, ada juga yang mengalami keguguran kandungannya karena bekerja hingga larut malam, diantaranya Mahendra, Ismail Fahmi, M Kumpul, Aminuddin, Hendi dan lainnya.