Madina (ANTARA) - Kabupaten Mandailing Natal adalah daerah yang sebenarnya memiliki kekayaan alam yang luar biasa jika dikelola dengan baik serta dengan visi jauh ke depan.
Untuk itu, pembangunan ekonomi pada kabupaten ini harus dibangkitkan yang diwujudkan melalui pendirian institusi-institusi ekonomi melibatkan seluruh kalangan.
Bahwa institusi-institusi politik biarkan berjalan mencari jalannya, tetapi institusi-institusi ekonomi harus mampu menjadi gerbong untuk menuju misi Pembangunan Ekonomi Madina 20 Tahun ke depan yang salah satunya melalui pembentukan Tim Percepatan Pembangunan Ekonomi.
Demikian buah pikiran tokoh Madina, Irwan Daulay saat bincang khusus dengan para wartawan di Panyabungan, Jumat (26/4).
"Saat ini Pilpres dan Pileg 2019 telah usai, saatnya Madina berbenah. Bahwa dinamika politik itu tak pernah usai, baik di tataran global, nasional maupun lokal. Silahkan politik itu mencari jalannya sendiri. Tentu harapan kita adalah perbaikan-perbaikan," katanya.
Dari fakta-fakta yang ada Irwan menyebutkan bahwa selama lima tahun belakangan ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi.
Untuk angka pertumbuhan ekonomi terakhir berada di 5,17 persen, regional provinsi rata-rata di 5,18 persen.
Sedangkan untuk Madina mudah-mudahan masih menggembirakan, yakni bertahan di 6 persen, lebih tinggi di atas rata-rata nasional.
Meski Madina berada di atas nasional, menurut Irwan itu tentu tren-nya menurun.
Untuk itu dia berharap pasca Pilpres ini terpilih presiden yang memahami persoalan ekonomi makro dan ekonomi mikro, kemudian ekonomi internasional sehingga nanti persoalan ekonomi menjadi perhatian utama.
“Karena seperti kita ketahui secara global ekonomi ini sudah tersistematis sampai ke pelosok manapun di bumi ini. Tentu sedikit banyaknya akan berdampak terhadap Madina,” ungkap Irwan yang kini fokus bergelut di sektor usaha properti.
Agar Madina ikut menjadi penentu, bukan objek, dia mengharapkan masyarakat Madina harus menjadi pelaku pembangunan revolusi keempat. Sehingga Sumber Daya Alam (SDA) Madina serta Sumber Daya Manusia (SDM) bisa dikelola secara baik dan memiliki visi jauh ke depan.
Madina sudah 20 tahun. Dan ini harus menjadi pengalaman berharga. Bahwa ada yang sangat positif, ada yang harus dibenahi yang tentu menjadi evaluasi bagi semua pihak. Sehingga 20 tahun yang akan datang Madina sudah lebih baik.
Bupati sekarang yang mengeluarkan gagasan baru yakni Percepatan Pembangunan yang dijiwai Negeri Beradat Taat Beribadat dari penjabaran Madina Madani merupakan kelanjutan dari visi besar dari tokoh visioner Amru Daulay: 5 tahun sejajar, 10 tahun terbaik, 15 tahun unggul.
Maka ke depan di kepemimpinan Dahlan-Sukhairi ini harus berlanjut bagaimana menata Madina ini dalam rentang 20 tahun ke depan, sehingga insya Allah Madina ini 20 tahun yang akan datang benar-benar sudah menjadi kabupaten yang identik dengan industri.
Karena teori menyatakan bahwa SDA itu, "raw material" itu, komoditas itu tak memberikan efek multiplier terhadap kesejahteraan masyarakatnya dalam jangka panjang ketika tidak didorong oleh industrialisasi.
“Nah, revoluasi industri keempat yang sekarang mewacana secara global harus kita maknai dalam konteks ke-Madina-an,” imbuh Irwan.
Segala aspek harus dikaji. Baik aspek pertanian, pendidikan, kebudayaan dan sektor-sektor lainnya perlu dirumuskan ulang mau kemana Madina 20 tahun yang akan datang. Dan ini membutuhkan suatu pemerintahan yang solid, yang didukung oleh staf-staf yang memiliki sumber daya manusia serta memiliki kemampuan visioner dan kemampuan teknis, sehingga mampu menerjemahkan keinginan-keinginan masyarakat, kehendak dari visi bupati wakil bupati serta harapan perantau.
“Bahwa Madina ini luar biasa kekayaan SDA-nya, kita berharap dengan konsep-konsep baru ini dapat dimaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat Mandailing Natal,” ujarnya.
Hari ini barangkali meski pertumbuhan ekonomi cukup menggembirakan, PRDB-nya sekitar 6 sekian persen, namun di tempat lain masih banyak menyimpan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, kemerosotan moral. Ini menjadi tantangan sekaligus menjadi peluang bagi Dahlah Hasan-Jakfar Sukhairi ke depan.
“Dan kita berharap dengan dinamika yang baru berjalan ini mereka semakin kokoh, dan kita berharap mereka dapat melanjutkan periode yang kedua, karena nanti jika paket lain justru akan kembali menjadi nol. Dan itu-itu sajalah nanti pekerjaan kita,” sebutnya.
Makanya yang diharapkan di dua periode ini, jaringan yang mereka bangun hingga ke tingkat pusat dan ke masyarakat, gagasan-gagasan yang diyakini masih banyak yang terpencar-pencar bisa mereka kumpulkan kembali. Juga kekuatan masyarakat, kekuatan tokoh masyarakat dan ulama jika disatukan dengan gagasan-gagasan yang bervisi ke depan diyakini Madina akan jauh lebih baik.
“Dan insya Allah Allah akan melimpahkan rahmat dan barokah. Harana ulang marbadai. Songonjia idokon nenek moyang ta : marbadai dao rasoki. Dan Allah sudah menegaskan itu di dalam Al-Qur’an. Ketika persatuan bisa kita tegaskan, insya Allah rahmat akan tercurah di bumi Gordang Sambilan,” tegas Irwan.
Irwan berharap, dengan revolusi industri keempat itu dimana jika Madina memposisikan diri terhadap perubahan-perubahan globalisasi tersebut maka Madina akan mampu meraih kesejahteraan di dalam masyarakat serta ahlak yang semakin bagus.
Apalagi Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa pembangunan bandara di Bukit Malintang tetap berlanjut. Keberadaan pelabuhan di Pantai Barat akan mampu mendorong dan menopang lahirnya industri-industri di Madina.
MELIBATKAN SEMUA KOMPONEN
Selama ini sebenarnya banyak tokoh-tokoh Madina, baik yang berada di perantauan maupun di kampung halaman memiliki gagasan-gagasan besar terhadap pembangunan Madina. Namun barangkali karena kesibukan bupati dan wakil bupati di dalam mengejar program-program strategis Madina menyebabkan belum terakomodir seluruhnya.
“Ke depan, sudah masanya semua komponen itu terlibatkan dalam perumusan-perumusan yang bersifat stategis. Ahli-ahli di bidangnya, baik ahli ekonomi dan pelaku usaha serta pihak perbankan harus diminta masukannya, sehingga nanti kita harapkan muncullah semacam master plan pembangunan ekonomi Madina utuk 20 tahun yang akan datang,” sebut Irwan.
Setelah lahirnya Master Plan itu tentu pemerintah daerah harus menyiapkan kelembagaannya. Sebab sesuai dengan Peraturan Presiden, pemerintah daerah boleh membentuk Tim Percepatan Pembangunan Ekonomi.
Dengan adanya tim percepatan ini, beban berat pemerintahan daerah bisa di-share dengan para ahli serta sektor swasta.
Oleh karena itu, institusi-institusi politik yang ada harus diimbangi dengan lahirnya institusi-institusi ekonomi.
“Sebab, saya sudah jelajahi hampir seperempat bumi ini, negara-negara maju ternyata bisa mengejar ketertinggalan, diawal dia sebagai negara berkembang. Polanya tidak lain bagaimana mengarahkan pembangunan itu di sektor swasta dengan menyiapkan regulasi dan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas berwawasan global, sehingga inilah nanti yang akan menggali potensi itu,” katanya.
Sehingga hal yang demikian itu nanti yang mendorong kekuatan fiskal daerah itu semakin kuat. Sebab, fiskal daerah masih lemah. Lebih besar terserap kepada kebutuhan-kebutuhan rutin, sementara Madina itu membutuhkan lebih dari itu.
Potensi Madina yang luar biasa, kesuburan tanah, potensi kopi Mandailing, laut yang 170 kilometer yang menyimpan berbagai potensi yang akan membangkitkan sektor industri itu.
Shenzhen daerah yang sangat miskin di Cina, pantai yang sangat miskin, dalam 30 tahun mereka berhasil menjadi kota yang luar bisa makmurnya. Ini tentu menjadi perbandingan-perbandingan dan pengalaman negara-negara lain seperti apa rupanya membangun suatu daerah itu sehingga memberikan dampak yang luar biasa dalam pembangunan ekonomi.