Medan (ANTARA) - Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan terus melakukan inovasi baru, mereka kreatif dan kali ini berhasil mengubah masalah menjadi solusi.
Tumbuhan eceng gondok di areal kampus binaan Kementerian Pertanian RI telah berhasil mereka fermentasi menjadi bernilai bagi pertanian ( kompos).
"Sekarang tumbuhan liar eceng gondok sudah menjadi bernilai bagi pertanian Polbangtang Medan," kata Direktur Polbangatan Medan Ir Yuliana Kansrini MSi, di Medan, Jumat.
Baca juga: Polbangtan Medan solusi jadi entrepreneur
Eceng gondok yang masif dan memiliki dampak negatif pada air seperti mempercepat penguapan dan mencemarkan air, apalagi bila dibuang dan ditumpuk bakal pembusukan dan mengeluarkan aroma tidak sedap (polusi udara).
"Agar tidak menjadi permasalahan baru bagi lingkungan kita berinisiatif bagaimana merubah permasalahan ini menjadi sebuah solusi yang bermanfaat bahkan bernilai ekonomis," kata Yuliana.
Sekarang, limbah eceng gondok sudah menjadi "harta karun" bagi Polbangtan Medan. Dosen dan mahasiswa sudah mulai berhasil mengubah limbah menjadi pupuk kompos untuk pertanian mereka.
Prosesnya mudah, kata dia, di saung belakang kampus limbah eceng gondok dicacah dan difermentasi dengan mol atau Em4 untuk membantu proses pelapukan karena dapat mengaktifkan bakteri pelarut.
"setelah itu seluruh cachan yang sudah difermentasi ditutup terpal hingga selama 2-3 minggu. Selama proses fermentasi, cacahan dibalik selama seminggu sekali dengan tetap menambahkan Em4 dalam dosis sedikit," jelasnya.
Setelah selesai pupuk kompos pun tercipta, dan siap digunakan pada tanaman dengan dosis yang tepat. "Pupuk ini sangat baik digunakan untuk menyuburkan tanaman," sebutnya.
Dampak positif dari kegiatan terjdinya pengurangan limbah organik, pengurangan penggunaan pupuk sintesis yang berdampak negatif pada tanah dan tanaman, menekan biaya untuk saprodi.
"Serta dapat menjadi lapangan pekerjaan baru yaitu mengolah limbah organik sekitar menjadi pupuk organik dan dapat diperdagangkan, disamping meningkatnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa utamanya dalam membuat pupuk kompos," katanya.