Sibolga (ANTARA) - Ditutupnya rute penerbangan Kuala Lumpur-Silangit oleh maskapai Air Asia sejak awal Maret 2019, mendapat tanggapan dan solusi dari pemerhati pariwisata Sumatera Utara, Sanggam Hutapea.
Menurut Sanggam, dengan penghentian rute penerbangan Internasional ini menjadi bahan evaluasi bagi tujuh Pemerintah Daerah di kawasan Danau Toba, secara khusus Badan Otorita Danau Toba (BODT).
“Kita cukup prihatin dengan penutupan ini, karena tidak mudah untuk meyakinkan sebuah maskapai untuk membuka rute penerbangan tingkat Internasional. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, termasuk Pemerintah Provinsi Sumatera Utara,” ujarnya kepada ANTARA, Jumat (15/3) melalui ponselnya.
Lantas langkah apa yang harus diambil? Menurut Caleg DPR-RI dari Partai NasDem ini, perlu terobosan yang luar biasa terutama mendefinisikan produk dan promosi wisata Danau Toba.
“Sampai saat ini belum ada agenda yang jelas yang dapat diingat wisatawan di Danau Toba. Untuk itu perlu dirancang event-event apa saja yang menjadi agenda tetap yang sudah tertata waktu dan lokasinya. Dengan demikian event ini dapat dijual atau dipromosikan kepada wisatawan,” katanya.
Demikian juga dengan kulinernya sangat mendukung selera wisatawan untuk datang.
“Harus ditetapkan apa saja kuliner yang menjadi ciri khas di Danau Toba yang dikelolah dengan profesional. Dengan demikian wisatawan sudah dapat menentukan pilihan kulinernya sebelum datang ke Danau Toba,” tambahnya.
Agar hal itu dapat terwujud Sanggam mengharapkan kerjasama yang baik antar pemerintah daerah di kawasan Danau Toba dengan BODT dan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Artinya sikap egosentrisme dari masing-masing daerah harus dihilangkan kalau ingin memajukan pariwisata Danau Toba ini.
“Kalau kita mau, pasti bisa, karena peluang masih ada,” imbuhnya.
Sebagaimana dalam visi misinya, Sanggam telah mempersiapkan konsep Paket wisata yang diberi nama ‘Tapanuli - Nias Adventure’. Paket ini diyakini Sanggam mampu mendulang wisatawan datang ke Danau Toba dan menjadi lokomotif ekonomi baru di kawasan Tapanuli. Karena potensi wisata serta keindahan alam, pantai, budaya, bahkan olahraga laut (surfing) serta situs budaya dan sejarah menjadi kekuatan lokal yang dimiliki kawasan Tapanuli.
Jadi menurut Suami Tirulan Merry Samosir ini, wisatawan itu harus dimanjakan dari berbagai sektor. Dengan adanya bandara Silangit dan Pinangsori, itu sudah menjadi fasilitas untuk memanjakan para wisatawan.
“Bisa saja nanti masuknya wisatawan dari Pinangsori dan keluarnya dari Silangit atau sebaliknya. Dan konsep ini harus kita jual ke maskapai penerbangan sehingga mereka menambah frekuensi penerbangannya, dengan catatan adanya konsep atau kelender kegiatan wisata yang sudah permanen. Sehingga pihak maskapai berani untuk membuka promo penerbangan dengan menjual agenda yang sudah ada. Kalau agenda itu tidak ada, maka maskapai juga kehilangan penumpang dan pasti menutup penerbangannya. Untuk itu saya mengajak seluruh stakeholder untuk membenahi danau toba kita ini,” tandasnya.