Jakarta (Antaranews SUmut) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan pencemaran sampah plastik di laut telah mengancam keberlanjutan sumber daya ikan.
"Kalau (sumber daya ikan) itu terganggu, maka reproduksi dan proses penangkapan ikan akan terganggu dan ini berarti, mengancam keberlanjutan sumber daya. Ini yang paling berbahaya," ujar Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Maman Hermawan kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan bahwa sampah plastik yang banyak, akan sulit hancur di laut dan bisa mengganggu ekologi, ekosistem, dan habitat perairan untuk spesies ikan, yang terdapat di laut.
"Kalaupun sudah sekian lama (sampah plastik) mengalami proses dekomposisi, itu akan menjadi mikroplastik. Kalau ikan besar makan plastik, sampah itu akan terdapat di insang dan perut, maka kita bisa membuang kedua bagian tersebut. Tapi, kalau plastik itu hancur menjadi mikroplastik dan masuk ke dalam struktur daging ikan, lalu kita memakannya, maka ini yang sangat berbahaya dalam jangka panjang," katanya.
Selain merusak keindahan alam dan mengganggu jalur pelayaran, menurut Maman Hermawan, sampah plastik pastinya sangat mengganggu ekologi, ekosistem, dan habitat untuk sejumlah spesies ikan di laut.
Maman juga menjelaskan jika laut rusak akibat sampah plastik, maka akan menyebabkan degradasi lingkungan.
"Terjadi kerusakan lingkungan, beberapa spesies ikan dan biota laut bisa mati karena adanya plastik," tuturnya saat menghadiri "workshop" bertema "Plastic Marine Litter and the Circular Economy".
KKP menggelar "workshop" yang membahas pencemaran sampah plastik di laut dan solusi mengatasi limbah plastik tersebut dengan menerapkan sistem ekonomi ramah lingkungan (circular economy).
Tujuan "workshop" adalah mendorong kesadaran masyarakat terkait pelestarian laut dari pencemaran sampah plastik.