Panyabungan (Antaranews Sumut) - Banjir bandang yang melanda Desa Muara Saladi Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal pada Jumat (12/10/2018) merupakan banjir bandang yang paling dahsyat terjadi dalam sejarah di Ulu Pungkut.
Camat Kecamatan Ulu Pungkut, Muhammad Johan Lubis kepada Antara, Sabtu menyampaikan, dalam kejadian banjir bandang ini selain merusak puluhan bangunan rumah penduduk dan fasilitas umum lainnya juga menghanyutkan 12 orang pelajar Madrasah Diniyah desa itu.
Ia menyebutkan, dari pengakuan saksi mata banjir bandang ini berlangsung cepat sehingga para siswa yang belajar di Madrasah yang kebetulan berada dipinggiran sungai Siladi itu banyak yang tidak bisa menyelamatkan diri.
"Pada saat itu para siswa sebanyak 29 orang sedang mengikuti proses belajar mengajar, kemudian banjir datang dengan cepat dan menghanyutkan 12 siswa," ujarnya.
Para pelajar ini berhasil ditemukan oleh tim SAR yang dipimpin oleh Bupati Mandailing Natal, Drs. H. Dahlan Hasan Nasution bersama dengan Kapolres Madina, AKBP. Irsan Sinuhaji, S. IK. MH yang dibantu oleh TNI dan Polri serta ratusan masyarakat lainnya.
Setelah melakukan pencarian berjam-jam oleh petugas dan warga para korban berhasil ditemukan oleh tim tertimbun lumpur dan material kayu serta bebatuan yang terbawa arus banjir tersebut.
Dalam pencarian korban ini sebuah alat berat milik otoritas setempat juga diturunkan untuk membersihkan material lumpur dan batu yang terbawa arus sungai yang berada di tengah desa itu.
Dalam kejadian ini setidaknya ada 15 rumah penduduk jumlah yang rusak serta terbawa arus banjir.
Selain itu sejumlah fasilitas umum seperti Polindes, Madrasah, Masjid, gedung SD dan gedung PKK juga mengalami rusak berat.
Camat menyebutkan, dalam peristiwa ini sebanyak 75 kepala keluarga juga terpaksa diungsikan ke kantor Lurah Ulu Pungkut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara para korban yang ditemukan petugas tersebut sudah dilakukan penguburuan di tempat pemakaman umum yang ada didesa itu pada siang tadi.
Adapun nama-nama korban yang meninggal akibat terbawa arus sungai adalah Isroil (9 tahun), Hapsoh (9 tahun), Alfi Sanri (9 tahun), Masitoh (9 tahun), Dahleni (10 tahun), Tiara (10 tahun) Isnan (10 tahun) Ahidan (10 tahun), Riyansyah Putra (10 tahun), Sohifan (11 tahun), Aisah (12 tahun), Mutiah.
Banjir Bandang Ulu Pungkut terdahsyat dalam sejarah
Sabtu, 13 Oktober 2018 15:46 WIB 5403