Taput (Antaranews Sumut) - Masyarakat Silangit Desa Pariksabungan Siborongborong Tapanuli Utara yang mengaku sebagai pemberi hibah lahan bandara mengancam akan menarik lahan yang dulunya dihibahkan kepada pemerintah, sebagai dampak dari pergantian nama bandara Silangit.
"Seluruh masyarakat pemberi hibah lahan bandara Silangit telah sepakat untuk menarik kembali hibah yang diberikan dalam menyikapi pergantian nama bandara," ungkap Pongat Simanjuntak, Tokoh masyarakat Silangit, Jumat.
Disebutkan, kurang lebih seratusan kepala keluarga dan ahli waris klan 'Sibagot ni Pohan' yang menghibahkan tanahnya untuk lahan bandara mengaku tidak dapat menerima apapun alasan pergantian nama Bandara Silangit yang secara historis merupakan nama keramat yang telah diwariskan para pendahulu mereka.
Baca juga :Panitia berlakukan sensor sidik jari peserta MTQN
Baca Juga : Kapolda Sumut: penggali kubur merupakan tugas mulia
"Jangankan itu, matipun kita sudah siap untuk mempertahankan nama Bandara Silangit," sebutnya.
Menurut mantan Kepala Desa Pariksabungan yang telah mengabdikan diri selama 4 periode itu, langkah tersebut akan ditempuh oleh mereka sebagai balasan sikap yang dinilai akan mengangkangi harga diri klannya.
"Bila nantinya penarikan hibah lahan menemui jalan buntu. Kita sudah sepakat untuk tidak akan menerima perluasan bandara yang pasti akan membutuhkan luasan lahan masyarakat. Diberikan ganti rugi sekalipun kita tidak akan mau," terangnya.
Kata Pongat, langkah pamungkas itu akan dilakoni mereka setelah pihaknya yang saat ini bersiap untuk menyurati Presiden Joko Widodo dan Kementerian perhubungan terkait penolakan masyarakat atas pergantian nama Bandara Silangit, tidak mendapatkan gubrisan.