Medan (Antaranews Sumut) - Pemerintah dan media massa harus dapat menghadirkan pemberitaan yang objektif tentang teror bom untuk menuntaskan "travel advice" ke Indonesia yang dikeluarkan sejumlah negara.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut Aripay Tambunan di Medan, Minggu, mengatakan semua pihak memang menyesalkan, bahkan mengutus aksi teror yang terjadi di sejumlah gereja di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Namun pemberitaan yang kurang objektif, bahkan terkesan bombastis justru dapat menimbulkan kekhawatiran bagi wisatawan mancanegara sehingga memunculkan travel advice.
Karena itu, kalangan media massa diharapkan bisa berlaku arif dalam menampilkan pemberitaan yang berkaitan dengan teror bom tersebut.
"Jangan sampai pemberitaannya justru menunjukkan bahwa negara kita tidak aman," katanya.
Kemudian, kata Aripay, unsur aparat penegak hukum dan pemangku kepentingan terkait terorisme juga diharapkan dapat menjelaskan standar security yang perlu diterapkan.
Ia mencontohkan pemeriksaan di lapangan. "Tidak perlu berlebihan sehingga justru menimbulkan ketakutan," katanya.
Menurut dia, aparat penegak hukum dan pemangku kepentingan yang terkait penanganan teror memang harus bekerja maksimal, termasuk dalam mengungkap pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam peristiwa itu.
Namun dalam penanganan yang dilakukan, diperlukan langkah-langkah khusus yang tidak mengesankan kondisi tidak aman.
"Biarkan aparat bekerja dengan maksimal, tapi jangan mengesankan Indonesia tidak aman sehingga perlu penjagaan 24 jam," ujar politisi PAN itu.
Sebelumnya, sejumlah aksi teror melanda beberapa rumah ibadah di Kota Surabaya pada Minggu (13/5) pagi yang menewaskan sejumlah warga, termasuk pelaku.
Dari peristiwa tersebut, sejumlah negara dari berbagai benua mengeluarkan travel advice atau peringatan tentang keamanan jika berkunjung ke Indonesia. ***2**
(T.I023/B/I007/I007) 20-05-2018 08:59:03