Medan, 2/8 (Antarasumut) – Peluang usaha dengan mengembangkan produk olahan kuliner kini menjadi inovasi para pengusaha UMKM untuk menghasilkan camilan ringan yang mudah dibawa dengan harga murah dan mampu menghasilkan omset tinggi, salah satunya peyek.
Saat ditemui di kediamannya Jalan Karya Jaya No.125 Medan Johor, Rabu, Redison (36) pemilik usaha Peyek Cap Jempol mengaku bahwa usaha camilan peyek diteruskan dari orangtua dan justru punya peluang di kota Medan.
“Resep membuat peyek ini mulanya dari Sumatera Barat oleh keluarga Ayah saya dan makin kesini kita coba lihat peminat peyek ternyata banyak di Medan iniâ€, kata Redison.
Saat ini, kata Redison, pembuatan peyek masih diproduksi di rumah namun untuk pemasarannya sudah sering dilakukan di berbagai pameran kuliner dan UKM.
“Kita sekarang juga buka toko di depan gang rumah, jadi siapa yang mau beli bisa langsung kesini bahkan orang-orang dinas pemerintah kota Medan seperti dari Walikota, Gubernur, dan lainnya sering pesan peyek sama kitaâ€, katanya.
Selain itu, bahan makanan ringan tersebut kini memiliki tiga campuran bahan baku seperti kacang belah, teri nasi, dan kacang ijo.
Untuk menjaga kualitas rasa, tingkat kerenyahan, originalitas produk dan konsisten tidak menggunakan pengawet, Peyek Cap Jempol diminati masyarakat bahkan diluar pulau Sumatera dengan harga jual Rp 73 ribu peyek kacang dan Rp 76 ribu peyek teri, perkilogram.
“Pemesanan kita sudah cukup meluas apalagi kalau menjelang hari-hari besar seperti kemarin saat Ramadhan dan Syawal pesanan meningkat drastisâ€, tambah Redison.
Nilai tambahnya, produk camilan hasil olahan Residon tersebut sudah mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan dan resmi diakui oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) sehingga dijamin aman dikonsumsi.
Mengingat persaingan usaha camilan peyek cukup tinggi di pasaran, Redison mencoba mempromosikan produknya menggunakan media sosial dan melakukan pengemasan sedemikian rupa agar menguatkan kepercayaan konsumen.