Sipirok,28/4(Antarasumut)-
Petani cabai Tapanuli Selatan Adil Hutasuhut (50) kepada Antara di Sipirok, Jumat, mengatakan membanjirnya pasokan luar dan dalam daerah menyebabkan harga cabai daerah itu turun.
Mengutip pernyataan Kepala Dinas Pertanian Ali Bismark Siregar, kata Adil, Tapanuli Selatan surplus cabai pada minggu terakhir Mei 2017.
"Surplus plus banjirnya pasokan cabai dari luar menjadikan harga jual cabai ditingkat petani murah yakni Rp 9 ribu/Kg,"sebutnya.
Selama ini pendistribusian produksi cabai Tapanuli Selatan bisa mencapai ke Sumatera Barat, Jambi dan daerah lainnya.
Menurut dia kehidupan petani cabai daerah itu agak merasa tenang apabila harga jual produksi cabai menapai Rp 15 ribu/Kg-nya.
Saat ini dia memiliki delapan ribu batang pohon cabai diatas lebih kurang lahan 5 ribu meter persegi di Sipirok.
Dari lahan seluas itu perminggunya dia memproduksi cabai keriting berkisar 600 kilogram, tenaga pemetik 5 orang dengan upah Rp 60 ribu per hari.
"Beruntung sih beruntung dengan harga jual cabai senilai Rp 9 ribu /Kg, tetapi boleh dibilang tipis, soalnya disamping perupahan, perawatan cabai itu perminggunya mencapai 300 ribu,"sebutnya.
Atas kondisi itu dia berharap adanya intervensi pihak pemerintah (Dewan Ketahanan Pangan) untuk dapat menetralisir pengendalian harga cabai itu agar tidak semakin turun.
"Kiranya DKP ambil langkah positif mulai dari distribusi, pemasokan, pengendalian, kualitas dan kwantitas kebutuhan pokok masyarakat termasuk cabai diantaranya,"harapnya.
Wah! Harga Cabai Semakin Tak 'Pedas'
Jumat, 28 April 2017 17:40 WIB 2871