Medan, 21/7 (Antara) - Volume ekspor karet Sumatera Utara pada semester I/2016 turun lima persen menjadi 208.021.663 kilogram dari 218.902.951 kilogram pada periode yang sama 2015.
"Penurunan ekspor karet anggota Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut itu sebagai dampak permintaan yang masih melemah dan ada program pengurangan ekspor negara produsen utama karet dunia," kata Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut Edy Irwansyah di Medan, Kamis.
Selama enam bulan semester I/2016 empat bulan di antaranya mengalami penurunan ekspor.
"Hanya dua bulan yang ada kenaikan volume ekspor yakni di Bulan Februari dan Mei.Selebihnya ekspor turun sehingga secara total terjadi penurunan ekspor di semester I," katanya.
Menurut Edy, penurunan ekspor berdampak pada lonjakan penjualan di pasar lokal atau dari 7.263.916 kilogram di semester 1 2015 menjadi 9.744.866 kilogram di periode sama 2016.
Edy tidak bisa memprediksi perkembangan di semester II dengan alasan banyak faktor yang menjadi patokan naik atau turunnya lagi volume ekspor karet itu.
Dia memberi contoh, belum adanya keputusan dari negara produsen utama karet dunia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council atau ITRC apakah program pengurangan ekspor yang diberlakukan sejak 1 Maret hingga 31 Agustus 2016 dilanjutkan atau tidak.
Pembahasan soal program pengurangan ekspor karet itu, kata Edy dijadwalkan dilakukan minggu ketiga Agustus atau sebelum batas akhir pembatasan ekspor karet 31 Agustus.
"Eksportir memang menilai pentingnya pertimbangan kuat soal dilanjutkan atau tidaknya program itu mengingat harga jual karet di pasar dunia juga belum naik signifikan seperti yang diharapkan pascapemberlakuan pembatasan ekspor tersebut," katanya.
Harga jual karet misalnya masih di kisaran 1,3 dolar AS per kg atau pernah paling tinggi 1,588 dolar AS per kg pada April.