Simalungun, Sumut, 16/5 (Antara) - Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, memerogramkan pendidikan dan latihan pembinaan mental bagi guru di setiap sekolah dalam upaya menjaga kestabilan moral anak didik di daerah itu.
"Kita prihatin dengan menurunnya etika anak-anak sekarang," ujar Bupati Simalungun JR Saragih usai memantau pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional tingkat SD/MI di Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Senin.
Peristiwa yang terjadi di belahan negeri yang dilakukan para remaja seperti kasus pemerkosaan dan di Kabupaten Simalungun dengan ulah menduduki patung pahlawan di komplek Tugu Letda Sujono, Bandar Betsy, menunjukkan terjadinya degradasi moral remaja.
JR Saragih juga menyampaikan keprihatinan dengan keadaan sebagian guru yang tidak mengetahui peraturan baris berbaris sebagai satu dari unsur pembentukan disiplin.
"Sebagian lagi mengajar hanya sebatas tugas, tidak peduli apakah si anak didik sudah memahami apa yang diajarkan guru tersebut," kata JR Saragih.
Sementara kunci keberhasilan itu terletak pada guru yang baik, kesehatan yang terjaga, dan pemimpin yang bisa mengayomi.
"Pemimpin bukan hanya bupati (kepala daerah), termasuk kepala sekolah," sebut bupati.
Untuk upaya pembenahan mental anak didik, Pemkab Simalungun memulai dari para guru yang rencanakan didiklatkan di kesatuan Rinif Daerah Militer (Rindam) I/BB.
Bupati berharap, hasil didikan pembinaan mental dan wawasan kebangsaan yang bermaterikan pengetahuan baris berbaris, Pancasila, dan UUD 1945 nantinya bisa diterapkan di sekolah-sekolah.
"Kita upayakan berjalan di tahun 2017, karena belum ada anggaran di APBD 2016," kata bupati.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Simalungun Lurinim Purba mengatakan, kurikulum untuk muatan lokal bagi pelajar di Simalungun ada bidang studi budaya Simalungun.
"Selain tentang kesenian dan kebudayaan, juga mengandung pesan-pesan moral yang tinggi," kata Lurinim.