Medan, 15/5 (Antara) - Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumatera Utara (Sumut) mengungkapkan permintaan kopi instan ke Indonesia khususnya ke daerah itu terus meningkat setiap tahun meski persaingan dengan negara lain khususnya Malaysia makin ketat.
"Permintaan yang meningkat sejalan dengan gaya hidup masyarakat khususnya di kalangan anak muda yang semakin suka nongkrong di kafe atau restoran," kata Ketua AEKI Sumut Saidul Alam di Medan, Minggu.
Permintaan kopi instan terbesar antara lain dari Republik Rakyat Tingkok (RRT) dan Korea. Malaysia yang menjadi pesaing kopi instan Indonesia untuk memenuhi permintaan di negara-negara itu.
Dia menyebutkan volume ekspor kopi instan pada 2015 mencapai 2.734.892 kg senilai sekitar 13,08 juta dolar AS. Sementara di tahun 2014 masih 1.801.641 kg dengan nilai 11,51 juta dolar AS.
"Diperkirakan pada 2016 volume ekspor naik lagi karena tren minum kopi semakin meningkat termasuk di RRT dan Jepang yang sebelumnya dikenal peminum teh," katanya.
Menurut Saidul, meski permintaan kopi instan meningkat dipastikan tidak mengganggu ekspor kopi dalam bentuk biji karena pangsa pasarnya berbeda.
Ekspor biji kopi pada tahun 2015 misalnya masih cukup besar atau masing-masing 70.784.579 kg untuk Arabika dan Robusta 144.570 kg. Volume ekspor itu naik dari 2014 yang masih sebanyak 65.277.533 kg.
"Ekspor kopi masih menjanjikan, meski harga jual sedang berfluktuasi dengan tren melemah akibat krisis global," kata Saidul.*