Medan, 22/3 (Antara) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) berharap Pemerintah dan perusahaan karet membantu meremajakan tanaman karet petani dengan memanfaatkan momentum sedang melemahnya harga dan permintaan komoditas itu.
"Peremajaan karet akan bisa mengurangi produksi secara otomatis dalam waktu dekat, namun dalam jangka panjangnya akan meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman petani," kata Ketua Umum Gapkindo Daud Husni Bastari di Medan, Minggu.
Pengurangan produksi karet semakin mendesak dirasakan negara penghasil dan sudah disepakati kembali dalam sidang ITRC di Bandung pada 23-27 Februari 2015, katanya.
Ia mengatakan bahwa pada pertemuan itu, Vietnam yang merupakan salah satu produsen karet masuk menjadi anggota ASEAN Rubber Council.
"Pemerintah diharapkan bisa mengucurkan dana APBN untuk biaya peremajaan itu dan perusahaan membantu program tersebut melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan ('CSR')," katanya.
Daud Husni Bastari menyebutkan selain melakukan peremajaan tanaman, Gapkindo juga meminta pengusaha tetap berhati-hati.
Kehati-hatian itu, antara lain dengan tidak melakukan kontrak perdagangan dalam jangka panjang, katanya. "Atau tidak melakukan penjualan secara jor-joran," ujarnya.
"Langkah kehati-hatian itu perlu untuk menjaga agar harga jangan turun lagi dan termasuk bisa merugikan pengusaha," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, menegaskan bahwa Surat Edaran Ketua Umum Gapkindo itu sudah disampaikan ke pengusaha.
Diharapkan pengusaha berpartisipasi dalam peremajaan tanaman itu untuk kepentingan bersama yakni guna mendorong kenaikan harga.
Harga karet dikhawatirkan turun karena ada ancaman penurunan permintaan dari India dan Tiongkok, katanya dan menambahkan bahwa harga ekspor karet di pasar internasional masih di kisaran 1,42 dolar AS per kg.***3***
(T.E016/B/Farochah/Farochah)