Doloksanggulumut, 1/11 (Antara) - Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, menyiapkan Rp1,5 miliar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2014 untuk membenahi delapan kawasan bencana dari 14 titik daerah bencana di kabupaten tersebut.
"Dana yang dialokasikan untuk pembenahan bencana itu merupakan dana dari pos tidak terduga yang dikelola oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB)," kata Sekretaris Daerah Humbahas, Saul Situmorang di Doloksanggul, Sabtu.
Penggunaan dana dimaksud, menurut dia, akan dialokasikan dengan cara tender dan hanya untuk pembenahan sejumlah objek di masyarakat yang mengalami kerusakan akibat bencana.
Ia mengaku, jumlah dana tersebut masih terlalu sedikit jika dibandingkan dengan besarnya kerusakan yang dialami daerah akibat terjadinya bencana. "Sehingga perlu kesabaran bagi beberapa wilayah lain di luar kawasan yang sudah ditentukan," katanya.
Menurut Saul, kerusakan yang timbul akibat terjadinya bencana di kawasan Humbahas tergolong tinggi. Karena itu, harus dilakukan perbaikan mendesak, terlebih pada kawasan-kawasan strategis perekonomian warga.
Dijelaskannya, perbaikan tersebut saat ini sudah memasuki proses tender. Kawasan-kawasan yang rusak akibat bencana di daerah Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang (Papatar), diharapkan bisa rampung pada akhir tahun 2014.
Sementara untuk enam titik lainnya di luar kawasan Papatar, dananya akan ditampung dalam perubahan APBD 2014.
Saul menambahkan, pada jalur-jalur khusus perkotaan di tiga kecamatan yang sering dilewati truk-truk besar akan menjadi prioritas utama. Sebab, umumnya yang mengalami kerusakan adalah badan jalan, dan jika terputus akan berdampak terhadap mobilitas warga.
"Delapan titik yang mengalami kerusakan tersebut sangat bervariasi, sehingga biaya pengerjaannya bisa di atas Rp200 juta dan ada yang di bawah Rp100 juta," katanya.
Sementara itu, warga Papatar, Marsianto Purba (43), mengatakan kerusakan di kawasan itu memang murni akibat bencana.
Namun, kata dia, kerusakan terjadi, karena perbaikan yang dilakukan selama ini sifatnya asal jadi dan tidak pernah sesuai dengan kebutuhan.
Memang, lanjutnya, beberapa badan jalan mengalami erosi, karena faktor cuaca buruk yang disebabkan tingginya curah hujan. Tapi, penyebab lain kerusakan tersebut adalah tonase truk yang melintas melebihi kapasitas beban jalan.
Sehingga, selain karena faktor cuaca yang menjadi alasan bencana kerusakan juga disebabkan tekanan terhadap jalan yang mengakibatkan getaran tinggi.
"Kita bukan melarang truk masuk dan melintasi daerah tersebut. Tetapi, kalau melakukan perbaikan harus sesuai kebutuhan. Contohnya jika jalannya dilewati truk maka perbaikan jalan juga harus sesuai kebutuhan truk, bukan sepeda motor," kata Marsianto. ***3***
(KR-HIN)
(T.KR-HIN/B/S. Muryono/S. Muryono) 01-1