Oleh Monalisa
Jakarta, 13/2 (Antara) - Deputi Pengendalian Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Aussie B. Gautama mengatakan Indonesia sudah berada diambang krisis energi, sehingga harus segera meningkatkan "lifting" minyak dan gas.
"Kita sudah diambang energi. Kita sudah waktunya lakukan eksplorasi sendiri," kata Aussie dalam acara Diskusi Panel EOR III BKKPII-AITMI 2014 "Partisipasi Industri Kimia Nasional dalam Mendukung Era EOR untuk Ketahanan Energi" di Gedung Pertamina Pusat, Jakarta, Kamis.
Menurut Aussie, pemerintah sudah seharinya mendorong putera bangsa untuk melakukan eksplorasi sendiri daripada mengundang investor asing yang saat ini juga kurang berminat melakukan eksplorasi di Indonesia.
"Sudah waktunya pemerintah memberikan sebagian hasil migas ke Pertamina melakukan eksplorasi. Mereka punya 70 prospek siap bor, mereka punya ratusan prospek yang bisa dipelajari," ujar Aussie.
"Tahun ini kita hanya bisa mengganti 65 persen dari yang bisa kita produksikan. Kita sangat perlu eksplorasi. Kalau orang nggak mau datang, mari lakukan eksplorasi sendiri. Semoga ada dana-nya tetapi kalau Pertamina bisa beli blok di Aljazair 1,75 miliar dolar AS, masa kita nggak bisa keluar untuk ngebor di dalam negeri," tambahnya.
Aussie mencontohkan China berhasil menerapkan teknologi "Enhanced Oil Recovery" (EOR) yang menghasilkan 1 juta barrel untuk masa waktu 38 tahun.
"Satu cerita sukses kalau China bisa maka kita harusnya juga bisa. Kita perlu, tapi (teknologi EOR) makan waktu lama. Karena itu mari kita lakukan pelan-pelan tapi pasti," jelas Aussie.
Ia memaparkan 94 persen lapangan minyak primer sudah menipis maka harus segera dilakukan eksplorasi minyak pada lapisan sekunder dan tersier. Teknologi EOR, lanjutnya, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi minyak mentah meskipun membutuhkan waktu satu hingga tiga tahun.
"Sedangkan enam persen lapangan baru produksinya turun terus. Lifting 804 ribu barel per hari target tahun ini karena lapangan sudah tua dan belum ditemukan lapangan baru, jadi harus dilakukan eksplorasi lagi," ujar Aussie.
"Dengan teknologi EOR ditargetkan bisa menambah produksi 5-10 persen. Satu hal, EOR itu butuh waktu, kita bisa injek untuk hari ini hasilnya mungkin setahun sampai tiga tahun ke depan. Karena itu kita perlu akselerasi," jelasnya. (M047)
Indonesia Sudah Diambang Krisis Energi
Kamis, 13 Februari 2014 17:10 WIB 913