Sidihoni "Danau Di Atas Danau"
Kamis, 5 September 2013 18:46 WIB 9744
Samosir (Antarasumut) - Danau Sidihoni, merupakan salah satu keunikan Pulau Samosir yang tidak ada ditempat lain. Kalau Pulau Samosir dikatakan sebagai "pulau di atas pulau",Danau Sidihoni yang berada di Pulau Samosir ini bisa dikatakan sebagai "danau di atas danau".
Danau Sidihoni terletak di Desa Sabungannihuta Kecamatan Ronggur ni Huta dan berjarak 8 kilometer dari Pangururan ibukota Kabupaten Samosir. Perjalanan dari Pangururan ke Danau Sidihoni melewati jalan menanjak dan sepanjang perjalanan mata dimanjakan oleh pemandangan yang sangat menakjubkan.
Kokohnya Gunung Pusuk Buhit, pemukiman penduduk yang ada di Onan Baru Pangururan dan bukit barisan Sumatera yang hijau terpampang didepan mata. Danau Toba bahkan terlihat dalam sudut 180 derajat melebar. Mata juga dimanjakan dengan rimbunya hutan pinus serta bunga-bunga liar di sepanjang jalan.
Kita akan jarang menemui penduduk disepanjang jalan menuju Desa Sabungan Ni Huta. Disamping karena rumah penduduk yang masih jarang dan jaraknya yang berjauhan, masyarakat yang mayoritas petani lebih banyak menghabiskan waktu di ladang ataupun di kebun.
Pemandangan di sekitar danau yang dikelilingi oleh bukit landai berwarna hijau sungguh menawan. Di tepian danau diatas bukit tampak sebuah gereja tua yang mungil dan deretan pohon pinus dan sinar yang dipantulkan oleh danau menambah keindahan.
Tidak ada kesibukan wisata di sekitar danau yang sunyi sepi. Hanya beberapa warung kopi dengan beberapa pria yang asyik nongkrong dengan meja biliar dan segelas kopi.
Menurut M. Simalango (75) tokoh masyarakat di daerah itu, kawasan itu tadinya hutan belukar. Rawa yang ada di tengah hutan belukar itu kemudian berubah menjadi danau. Itu terjadi ratusan tahun lalu.
Dijelaskan dia, beberapa tahun lalu pengunjung banyak yang berkemah di kawasan tepi danau dan berenang menyeberang dari daratan yang satu ke daratan yang lain. Selesai mandi, mereka berjemur dan bercanda ria dan kelihatan senang menikmati panorama Danau Sidihoni.
Dulu para turis ada yang menginap di pemondokan yang disediakan warga dan sampai sekarang pemondokan itu masih ada tetapi sudah alih fungsi sebagai kediaman keluarga. Jadi jika kita berkunjung kedaerah ini, karena tidak ada fasilitas hotel ataupun penginapan, kita harus menginap di rumah-rumah penduduk setempat.
Dan kondisi saat ini, walau musim penghujan air danau semakin menyusut dan menurut penuturan warga sekitar hal tersebut berawal dari “tsunami” di Aceh kemudian menyusul lagi gempa yang terjadi di Nias.
Dampak dari ke dua peristiwa tersebut, keadaan air danau Sidihoni tidak lagi dapat normal seperti biasanya. Air danau yang dulunya menutup dataran tersebut memang terlihat dangkal. Tidak ada yang tahu ke mana air itu menghilang. Warga menduga telah terjadi keretakan tanah di bawah permukaan air. Sehingga air mengalir mengikuti keretakan tanah sesuai dengan sifatnya.
Simalango berkisah bahwa ada cerita di balik ketenangan air danau yang luas maksimalnya bisa mencapai 5 hektar dengan kedalaman 90 meter ini. Sesekali danau ini terlihat bening sehingga mengundang para turis berenang. Ada saat istimewa ketika perubahan warna danau mengikuti kondisi negara ini.
”Pernah dua kali danau ini berwarna merah, waktu 30 September 1965 dan waktu Soeharto turun,” kata Simalango.
Selain sebagai obyek wisata bagi Kabupaten Samosir, Danau Sidihoni juga sangat penting bagi masyarakat. Sebagian besar penduduk di sekitar danau masih memanfaatkan untuk keperluan hidup sehari - hari.
Bahkan masyarakat maupun turis senang memancing di danau tersebut.
Sayang, danau berair jernih ini belum dikelola dengan baik. Sebagai objek wisata, Danau Sidihoni masih minim fasilitas terutama infrastruktur jalan.
Disepanjang jalan Pangururan sampai ke Danau Sidihoni, kita harus ekstra hati-hati. Menjelang Festival Danau Toba, Pemkab Samosir telah membenahi jalan Pangururan – Ronggur Nihuta.
Warga berharap agar pemerintah mengambil langkah bijak bagaimana cara untuk menanggulangi keadaan tersebut agar keadaan danau paling tidak dapat kembali seperti biasa serta perbaikan infrastruktur yang berkesinambungan maupun fasilitas. Dan besar harapan para wisatawan akan banyak yang datang berkunjung.
Terbatasnya sarana prasarana transportasi serta rusaknya infrastruktur jalan juga membuat obyek wisata ini jarang mendapat kunjungan wisatawan.
Dan jika mengunjungi Danau Sidihoni, jangan lupa membawa bekal karena di lokasi wisata tersebut belum ada restoran ataupun penginapan. Jangan lupa membawa jaket atau sweater tebal agar lebih nyaman. Tidak ada penyesalan jika berkunjung ke Samosir terutama ke Danau Sidihoni apalagi yang suka berpetualang dengan alam. Dan sekitar alam Danau Sidihoni cocok untuk para penantang alam.(TN)