Silaen, Sumut, 5/7 (Antara) - Peluang investasi bidang pertanian dan pariwisata di Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, masih terbuka luas dan dinilai menjanjikan karena didukung oleh sumber daya alam dan lahan yang subur.
“Masih banyak peluang investasi yang potensial dikembangkan di daerah ini, antara lain pada sektor pariwisata dan industri pengolahan berbahan baku hasil pertanian,” kata Camat Silaen, Dimposma Sihombing, di Silaen, Jumat.
Untuk sektor pariwisata, misalnya, objek wisata “Salib Holong” menjadi salah satu daerah tujuan wisata andalan, namun penambahan berbagai sarana wisata, seperti transportasi dan fasilitas pendukung lainnya masih sangat dibutuhkan.
Dimposma menyatakan optimistis objek wisata “Salib Holong” mampu memberi pesona dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik turis domestik maupun manca negara.
Selain pariwisata, kata dia, daerah seluas 175,82 km² yang memiliki penduduk sejumlah 12.105 jiwa dengan kepadatan 68,8 jiwa/km² itu cukup menjanjikan bagi pengembangan usaha industri pengolahan berbasis bahan baku hasil pertanian dan perkebunan.
Kecamatan Silaen yang berada pada ketinggian berkisar 1.200 meter di atas permukaan laut menurutnya, juga sangat cocok untuk pengembangan berbagai jenis tanaman agribisnis dan hortikultura, di antaranya kopi, jagung, dan ubi kayu.
“Jika usaha agribisnis dan hortikultura tersebut dikembangkan oleh investor secara baik dan profesional, dipastikan akan mampu memberi keuntungan relatif besar dalam jangka panjang,” ujarnya.
Dicontohkannya, saat perusahaan pengolah tapioka PT. Hutahaean menyewa areal perkebunan penduduk untuk ditanami ubi kayu, geliat perekonomian terlihat mulai berkembang di wilayah berjarak sekitar 45 kilometer dari Balige, ibukota Kabupaten Tobasa tersebut,
Menurutnya, hal itu menunjukkan dampak postif dan cukup membantu warga sekitar, karena lahan tidur yang selama ini tidak dipergunakan, bisa berobah menjadi lahan produktif setelah dikelola investor bekerja sama dengan petani setempat.
Diakuinya, sebagian besar potensi sumber daya alam dan lahan subur di daerah itu masih belum dikelola secara maksimal, disebabkan beberapa faktor, di antaranya akses jalan ke sejumlah wilayah masih sangat sulit dilalui kenderaan bermotor, terutama saat musim penghujan.
Dimposma menambahkan, pihaknya telah mengupayakan berbagai program pembangunan yang menyentuh langsung kebutuhan warga desa, baik melalui Musrenbang tingkat kecamatan, dengan usulan prioritas kebutuhan masyarakat.
Untuk TA 2013, lanjutnya, proyek pengerasan jalan sepanjang satu kilometer yang didanai PNPM-MP, dinilai telah membantu kemudahan akses menuju desa yang sebagaian besar penduduknya menggantungkan hidup dari bertani.
“Saya berharap para investor bisa semakin tertarik untuk berinvestasi di daerah ini, karena potensi dan peluang bisnis yang dimilikinya cukup menjanjikan,” ujar Dimposma. (IN)